Friday, June 5, 2009

Askep Hiperemesis Gravidarum

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis gravidarum di definisi sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbanagn elektrolit atau defisiensi
Nutrisi, dan kehilangan bera badan.
Mual ( nausea) dan muntah( emesis gravidarum) adalah gejala yang wajardan sering kedapatan pada kehamilan trimester 1.mual biasanya terjadi pada pagi har, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.


Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana janin terimplantasi diluar rongga rahim.
Kehamilan etropik terganggu :dimana kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur bila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi

Pembagian menurut lokasi
1. Kehamilan tuba
 Pers interstitial
 Pers istmika
 Pars ampularis
 Infudibularis
 fimbrialis
2. Kehamilan ektopik pada uterus
 Kehamilan servicalis
 Kehamilan kornual
3. Kehamilan ovarium
4. Kehamilan intra ligamenter
5. Kehamilan abdominan
 Primer
 Sekunder

Tanda dan Gejala
Tidak ada tanda atau gejala diagnostik pada kehamilan ektopik dini. Mentrulasi terlambat, mengeluarkan bercak, dan nyeri panggul dan memiliki riwayat nyeri panggul, memakai IUD, atau operasi pada tuba, adneksa terasa penuh dan nyeri tekan bisa menunjukan kehamilan tuba yang utuh. Amenoria atau waktu menstrulasi yang abnormal diikuti dengan perdarahan rahim ringan, masa di adneksa atau cavum douglasi dan nyeri di pelvis unilateral dimana terdapat masa. Temuan tambahan akibat ruptur akut bisa berupa syok yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar atau nyeri alihan pada bahu.

Penatalaksanaan Medis
 Pemakaian ultrasonografi
 Masalah utama dalam menangani kehamilan ektopik adalah perdarahan
 Diagnosis dan panatalaksanaan kehamilan ektopik berubah dengan cepat sejalan dengan perkembangan teknologi

Penilaian Klinik
A. Kehamilan ektopik yang belum terganggu
– gejala hamil muda atau tanda abnormal imminens
– Pada pemeriksaan bimanual :
 Masa lunak pada adneksa
Nyeri goyang portio
B. Kehamilan ektopik terganggu
1. Anamnesa trias KET
 Amenorrhoe
 Terdapat nyeri mendadak disertai nyeri bahu dan seluruh abdomen
 Terdapat perdarahan pervaginam
2. Pemeriksaan fisik
a. Fisik umum
• penderita kesakitan dan anemia
• kesadaran bervariasi dari CM –coma
• Daerah perifer dingin
• nadi meningkat, TD menurun sampai syock
• abdomen : perut kembung, terdapat cairan bebas (bentuk darah), nyeri saat perabaan
b. Pemeriksan khusus vaginal :
 nyeri goyang pada pemeriksaa serviks
 cavum douglas menonjol dan nyeri
 mungkin teraba tumor disamping uterus
 pada hematokel tumor dan uterus sulit sulit dibedakan
3. Kehamilan abdominal
 Dapat berlanjut sampai besar / usia ttt kadang aterm,atau meninggal karena kurang nutrisi
 Setiap gerakan janin sakit
 Gerakan janin tampak jelas dibawah dinding abdomen

Penyebab
 Gangguan pada lumen tuba
Infeksi perlekatan endosalping penyempitan lumen tuba
Hipoplasia tuba lumen menyempit
Operasi plastik tuba rekontruksi atau melepaskan perlekatan dan tetap menyempitkan tuba
Kemungkinan yg terjadi bila implamasi dalam tuba
1. Hasil konsepsi mati dini
- Tempat tidak memungkinkan untuk memberikan kesempatan untuk berkembang
- karena sangat kecil kemungkinan diresobsi
2. Terjadi abortus
- kesempatan berkembang sangat kecil hasil konsepsi mati
- Lepas hasil konsepsi menimbulkan pendarahan dalam lumen tuba atau keluar lumen serta membentuk gumpalan darah
- Tuba nampak biru pada saat di operasi
3. Tuba fallopi pecah
Bila tidak dapat berkembang dengan baik tuba pecah
Jonjot vili menembus tuba ruptur darah tertimbun dalam ruang abdomen
Ruptur tuba yang hasil konsepsi terlempar kehamilan sekunder
Kehamilan abdomminal bisa mencapai cukup besar

DX yang timbul
 Resiko defisit volume cairan b.d perdarahan
 Resiko terjadinya infeksi b.d perdarahan
 Resiko terjadi cidera maternal b.d pembesaran hasil konsepsi yang cepat dan kehilangan darah
 Gangguan Pr/kehilangan b.d koping yang tidak adekuat.

Penanganan
Dx ditegakkan siapkan op gawat darurat
 Sedia darah untuk tranfusi
 Infus NaCl/ RL(500 ml dalam 15’pertama atau 2000 ml dalam 2 jam pertama)
 Tindakan pada tuba dapat berupa :
persial salpingektomi eksisi tuba yang mengandung konsepsi
Salpingostomi mengeluarkan hasil konsepsi kemudian diikuti reparasi bagian tuba
 Mengatasi nyeri pasca tindakan :
- ketoprofen 100mg suup
- tramadol 200 mg IV
- pethidin 50 mg IV
 Atasi anemi dengan sulfas ferros 600mg/hr
 Konseling pasca tindakan :
Kelanjutan fungsi reproduksi , resiko hamil ektopik ulang, kontrapensi yang sesuai kunjungan ulang


SOLUSIO PLASENTA
• Definisi : terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir
• Secara klinis dibagi :
1. Ringan : ibu dan janin tidak terganggu
2. Sedang
3. Berat
• Etiologi : usia ibu yang tua, multi paritas, hipertensi menahun, pre eklamsi, trauma, tali pusat pendek, tekanan pada vena cava inferior dan deffisiensi as folic
Patologi
• Perdarahan terjadi pada pembuluh darah plasenta/uterus  membentuk hematoma pada desidua  terdesak  lepas dari dinding uterus
• Perdarahan terus-menerus  otot terus meregang  tidak mampu berkontraksi untuk menghentikan perdarahan
• Hematoma retroplasenter  tambah besar  seluruh atau ½ plasenta lepas
• Sebagian darah  menyelundup di bawah selaput ketuban dan keluar melalui vagina  mengadakan ekstravasasi diantara serabut otot uterus  menimbulkan tegang dan nyeri
• Jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter, > tromboplastin masuk ke dalam peredaran darah ibu  pembekuan intravaskuler dimana2  menghabiskan sebagian lebih fibrinogen  hipofibrinogenemi  ggn pembekuan darah
• Perfusi ginjal tggu oleh karena syock dan pembekuan intravaskuler
• Oliguri dan proteinuri akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal mendadak
Perdarahan keluar :
• KU perdarahan relatif lebih baik
• Plasenta terlepas sebagian atau inkomplit
• Jarang berhubungan dengan hipertensi
Perdarahan tersembunyi :
• Keadaan penderita lebih jelek
• Plasenta terlepas luas
• Sering berkaitan dengan hipertensi
SOLUSIO PLASENTA RINGAN
1. Bila plasenta lepas kurang ¼ bagian luasnya
2. Ibu dan janin keadaan masih baik
3. Perdarahan pervaginam, warna kehitaman
4. Perut sakit dan agak tegang
SOLUSIO PLASENTA SEDANG
1. Plasenta terlepas lebih ½, belum mencapai 2/3 bagian
2. Perdarahan dengan rasa sakit
3. Perut terasa tegang
4. Gerak janin berkurang
5. Palpasi janin sulit diraba
6. Auskultasi jantung janin  asfiksia ringan dan sedang
7. VT ketuban menonjol
Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
SOLUSIO PLASENTA BERAT
1. Plasenta lepas > 2/3 bagian
2. Terjadi sangat tiba-tiba
3. Ibu syock
4. Janin mati  uterus sangat tegang dan nyeri
ASKEP SP
• ANAMNESA
- Terdapat perdarahan disertai rasa nyeri
- Terjadi spontan atau kena trauma
- Perut terasa nyeri
- Diikuti menurunnya sampai terhentinya gerakan janin
• PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Umum
- KU penderita sesuai dengan perdarahan
- TD turun, nadi dan respirasi naik
- Penderita tampak anemis
2. Pemeriksaan khusus
a. Palpasi abdomen
- Perut tegang terus
- Terasa nyeri saat dipalpasi
- Bagian janin sukar ditentukan
b. Auskultasi DJJ
DJJ bervariasi  asfiksia ringan sampai berat
c. Pemeriksaan dalam
- Terdapat pembukaan
- Ketuban tegang dan menonjol
3. Pemeriksaan penunjang
USG  perdarahan antara plasenta dengan dinding uterus
• PENANGANAN SP
1. SP ringan
- Perut tegang sedikit
- Perdarahan sedikit konservatif
- Janin baik
- Perdarahan terus
- Ketegangan meningkat SC
- Janin baik
2. SP tingkat sedang dan berat
- Infus  transfusi darah  pecahkan ketuban
- Induksi persalinan  SC
• DATA SUBJEKTIF
- Nyeri uterus
- Merasa haus
- Rasa nyeri saat BAK
- Pusing, penglihatan berkunang-kunang
- Kurang nafsu makan
- Cemas
• DATA OBJEKTIF
- Denyut nadi cepat
- TD turun
- Cyanosis
- Kesadaran hilang tiba-tiba
- Uterus keras seperti papan
- Pernafasan cepat atau bisa lambat
- Identifikasi peningkatan tinggi fundus uteri
• DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri b.d perdarahan diantara dinding uteri dan pelepasan plasenta sekunder secara prematur
2. Berduka cita b.d aktual atau ancaman kehilangan bayi
3. Intoleransi aktivitas b.d kondisi ibu dan hospitalisasi
4. Kurangnya pengetahuan




SP PP
KEJADIAN - Hamil tua
- Inpartu - Hamil tua
ANAMNESA - Mendadak
- Terdapat trauma
- Perdarahan dengan nyeri - Perlahan tanpa disadari
- Tanpa trauma
- Perdarahan tidak nyeri
KU - Tidak sesuai dengan perdarahan yang tampak
- Anemis, TD, nadi dan nafas tidak sesuai perdarahan
- Dapat disertai PE/E - Sesuai dengan perdarahan yang tampak
- Tidak ada PE/E
PALPASI ABDOMEN - Tegang, nyeri
- Bagian janin sulit diraba - Lembek tanpa nyeri
- Bagian janin mudah di raba
DJJ - Asfiksia sampai mati, tergantung lepasnya plasenta - Asfiksia
- Meninggal bila Hb 5 gr%
PD Ketuban tegang

No comments: