Friday, June 5, 2009

Askep Hipertiroidisme-Hipotiroidisme

Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak dibawah hipotalamus. Terdapat dua lobus yaitu anterior dan posterior. Lobus anterior disebut Adenohipofisis, sedangkan bagian posterior disebut Neurohipofisis. Neurohipifisis sebagian besar merupakan sekumpulan ujung-ujung saraf dari hipotalamus (sel-sel neurosekretorik)
Hipotalamus mengeluarkan hormon-hormon sebagai berikut:
GHRF, GHIF, PIH, PRF, TRH, GnRh, CRH, FSHRH.



Thyroid Stimulating Hormon atau TSH disebut juga Thyrotropin dan merangsang sintesa dan sekresi hormone tiroid.

Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah di sebelah anterior trakea.(KMB 3 hal, 1293).
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormone yang berbeda, yaitu hormon tiroksin, triiodotironin, dan Kalsitonin.

 Tiroksin dan Triiodotironin
Molekul tiroksin memiliki 4 atom yodium sehingga sering disebut tetraiodotironin atau T4. Molekul Triiodotironin memiliki 3 atom yodium sehingga disebut T3. T3 dan T4 berperan dalam meningkatkan metabolisme tubuh, meningkatkan sensitivitas system kardiovaskuler terhadap aktivitas simpatis dan homeostasis otot skeletal.

 Kalsitonin
Kalsitonin berperan dalam menurunkan kadar kalsium darah. Kalsitonin bekerja langsung pada osteoklas untuk mengurangi efektivitasnya dalam reabsorpsi kalsium juga memberikan damapk mengikatnya pergerakan kalsium dari darah ke tulang. Cara kerja kalsitonin lebih dirangsang secara langsung oleh kadar kalsium darah dari pada diatur oleh pusat yang lebih tinggi dengan mekanisme umpan balik dari hipotalamus hipofisis. Kalsitonin juga menurunkan kadar posfat dalam darah.
 Kerja hormon tiroid
Hormon tiroid yang tidak terikat, melewati membran sel secara menyeluruh dan memasuki inti sel, tempat hormon tiroid tersebut terikat secara khusus dan mengaktifkan reseptor hormon tiroid. Reseptor hormon tiroid yang diaktifkan kemudian terikat pada inti DNA melalui ikatan DNA, dan meningkatkan transkripsi messenger asam ribonukleat serta sintesis protein. Lebih dari 30 gen di atur oleh hormon tiroid lebih khusus lagi tiroksin dan triyodotironin merangsang proses pemindahan elektron penghasil energi dalam sistem enzim pernapasan mitokondria sel. Rangsangan hormon tiroid dalam proses oksidatif menyebabkan rangsangan pada termogenesis.selain itu, untuk efek termogenik ini, tiroksin dan triyodotironin meningkatkan kerja epinerfin dengan cara meningkatkan kepekaan reseptor beta terhadap katekolamin.

Tes-tes fungsi tiroid
Tes-tes berikut ini sekarang digunakan untuk mengdiagnosa penyakit tiroiod :
1. kadar total tiroksin dan triyodotiroid serum
2. tiroksin bebas
3. kadar TSH serum
4. ambilan yodium radioisotop
Kadar tiroksin dan triyodotironin serum diukur dengan radioligand assay. Kadar normal hormon tiroksin adalah 4-11 mikro gram/dl, untuk triyodotironin kadarnya berkisar dari 80-160 ng/dl.
Kadar TSH plasma dapat diukur dengan assay radioimunometrik, nilai normal dengan asaay generasi ke 3, berkisar dari 0,02 hingga 5,0 mikroU/ml.
Baeberapa uji dapat digunakan untuk mengukur respon metabolik terhadap kadar hormon tiroid dalam sirkulasi namun uji-uji ini tidak digunakan secara rutin dalam menilai fungsi tiroid secara klinik. Uji-uji ini tediri dari laju metabolisme basal (BMR) yang mengukur jumlah penggunaan oksigen pada keadaan istirahat, kadar kolesterol serum, dan tanda respon refleks tendon achiles. Pada pasien dengan hipotiroidisme, BMR menurun kadar kolesterol serumnya tinggi. Refleks tendon achiles memperlihatkan relaksasi lambat.
Penyakit-Penyakit Kelenjar Tiroid
Seperti penyakit endokrin lainnya, penyakit kelenjar tiroid dapat berupa :
1. Pembentukan hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme)
2. Defisiensi produksi hormon (hipotiroidisme)
3. Pembesaran tiroid(Goiter)tanpa bukti adanya pembentukan hormon tiroid abnormal

Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat yang diikuti dengan gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini dapat terjadi akibat kadar hormon tiroid berada di bawah nilai optimal.
Apabila difungsi tiroid disebsbkan oleh kelenjar hipofisis, hipotalamus, atau keduanya, keadaan ini dikenal dengan istilah hipotriodisme sentral, hipotiodisme dapat disebut sebagai hipotriodisme sekunder atau pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh kelainan hipofisis dan hipotiroidisme tertier atau hipotalamus jika ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adekuat akibat penurunan stimulus oleh TRH.

Penyebab
Penyebab hipotiroidisme yang paling paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah Tiroiditis otoimun( tiroiditis hasimoto ), dimana sistem imun menyerang kelanjar tiroid. Hipertiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat dengan tiroidisme yang menjal;ani terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat anti tiroid. Kejadian ini sering dijumpai pada usia lanjut.






Manifestasi klinik
Gejala dini hipotiroidisme tidak spesifik, namun kelelahan yang ekstrim menyebabkan penderita sulit melaksanakan kegiatan sehari- hari secara penuh atau ikut serta dalam aktivitas yang lazim dilakukannya.
Hipotiroidisme berat mengakibatkan suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal. Pasien biasanya mengalami kenaikan berat badan yang bahkan terjadi tanpa peningkatan asupan makanan, meskipun penderita hipotiroid yang berat dapat terlihat kakeksia. Kulit menjadi tebal karena penumpikan mukopolisakarida dalm jaringan subkutan (asal mula istilah miksidema). Rambut menipis dan rontok, wajah tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng. Pasien sering mengeluh rasa dingin meskipun dalam lingkungan yang hangat.
Hipotiroidisme lanjut dapat menyebabkan demensia disertai perubahan kognitif dan kepribaian yang khas, respirasi yang tidak memadai, apneu saat tidur dapar terjadi pada hipotiroidisme yang berat, efusi pleura, efusi perikardial dan kelemahan otot pernafasan.

Hipertiroidisme
Hipertiroidisme yang dalam hal prevalensi merupakan penyakit endokrin yang menempati urutan kedua sesudah diabetes melitus, adalah suatu kesatuan penyakit dengan batasan yang jelas, dan penyakit Grave menjadi penyebab utamanya. Pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglobulin oleh darah.
Hipertiriodisme menyerang wanita lima kali lipat lebih sering dibandingkan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam dekade usia ketiga serta keempat
Penderita hipertiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan memperlihatkan kelompok tanda dan gejala yang khas (yang kadang-kadang disebut tirotoksitosis).




Tanda dan Gejala
Gejala yang dittemukan sering berupa kegelisahan. Penderita sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus merasa khawatir, mereka tidak dapat duduk diam, menderita palpitasi, dan denyut nadi yang abnormal cepat ditemukan pada saat melakukan aktivitas maupun beristirahat. Penderita tirotoksitosis tidak tahan panas dan terus berkeringat secara tidak lazim, kulit penderita sering kemarahan. Tremor pada tangan dapat terlihat, pasien dapat memperlihatkan eksoftalmus (mata yang menonjol) yang menghasilkan ekspresi wajah seperti orang yang terkejut.
Tanda dan gejala lainnya, manifestasi lain mencakup peningkatan selera makan dan konsumsi makanan, penurunan berat badan yang progresif, kelelahan otot yang abnormal, amenore dan perubahan defekasi dengan konstipasi atau diare. Frekuensi denyut nadi pasien berkisar secara konstan antara 90 dan 160 kali/menit, tekanan darah sistolik dan secara khas bukan tekanan diastolik akan meningkat. Fibrilasi atrium dapat terjadi dan dekompensasi jantung dalam bentuk kegagalan kongestif sering dijumpai, terutama pada pasien berusia lanjut.osteoporosis dan fraktur juga menyertai hipertiridisme.
Efek pada jantung mencakup sinus takikardi atau aritmia jantung, peningkatan tekanan nadi dan palpitasi, diperkirakan bahwa semua perubahan ini mungkin berhubungan dengan peningkatan sensitivitas terhadap katekolamin atau dengan perubahan pada turnover neurotransmiter. Hipertrofi dan gagal jantung dapat terjadi jika hipertiroidisme tersebut berat dan tidak diobati.









Goiter Nodular Toksik

Goiter nodular toksik yaitu pembesaran yang tidak begitu tampak yang dapat menimbulkan deformitas leher tampak simetris dan menyebar, terlihat noduler disertai dengan hipertiroidisme.
Goiter sekresi hormon tiroid yang berlebihan biadsanya disertai dengan kelenjar tiroid yang membesar (goiter). Goiter juga sering dijumpai pada defisiensi iodide akan menurunkan kadar hormone tiroid dalam darah yang menyebabkan peningkatan pelepasan TSH, TSH yang meningkat menyebabkan produksi triohlobulin yang berlebihan dan hipertrofi kelenjar tiroid.

Patofisiologi
Gangguan Autoimun


Peningkatan sekresi TSH dan hipofisis


Meningkatkan T3 dan T4


Pada jaringan luar tiroid


Pada jaringan tiroksikosis


Terjadi kebocoran hormon


Masuknya hormon dari luar yang berlebih


Terdapat jaringan tiroid ektofek


Terjadinya hipertiroidisme

Patofisiologi Goiter Nodular nonToksik

Defisiensi iodium

Terhambatnya produksi T3 dan T4

Sekresi triglobulin (koloid)

Folikelnya menjadi besar dan kelenjar tiroid menjadi besar
10-30 kali ukuran normal

Goiter Nodular nonToksik


Efek Hormon Tiroid Pada Mekanisme Tubuh Yang Spesifik
 Efek pada Respirasi
Meningkatnya kecepatan metabolisme meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan karbondioksida, efek-efek ini mengaktifan semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernafasan.
 Efek pada Saluran Cerna
Hormon dapat meningkatkan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna. Maka dapat menyebabkan terjadinya diare.


 Efek pada Sistem Saraf Pusat.
Pada umumnya hormon tiroid meningkatkan aktivitas otak, namun juga dapat menimbulkan disosiasi pikiran. Penderita hipertiroid cenderung menjadi sangat ”nervous” dan tampaknya menderita sebagian besar kecenderungan psikoneurotik, seperti kompleks ansietas, kecemasan yang sangat, atau paranoia.
 Efek terhadap Fungsi Otot
Sedikit peningkatan hormon tiroid biasanya menyebabkan otot bereaksi dengan kuat, namun bila jumlah hormon ini berlebihan, maka otot-otot malahan menjadi lemah oleh karena berlebihnya katabolisme protein.
 Tremor Otot
Tremor dianggap disebabkan oleh bertambahnya kepekaan sinaps saraf di daerah medula yang mengatur tonus otot.
 Efek pada Tidur
Oleh karena efek yang melelahkan dari hormon tiroid pada otot dan sistem saraf pusat, maka penderita hipertiroid seringkali merasa capai terus menerus, oleh karena efek eksitabel dari hormon tiroid pada sinaps, timbul kesulitan tidur.
 Efek pada Mata
Fisurapalpebra melebar


Kedipan mata akan berkurang


Keterlambatan pergerakan bola mata


Jaringan orbita dan otot-otot akan diinfiltrasi oleh limfosit

Sel mast dan sel plasma


Eksopthalmus

Penatalaksanaan

Terdapat tiga bentuk terapi yang tersedia untuk mengobati hipertiroidisme dan mengendalikan aktivitas tiroid yang berlebihan:
1. Farmakoterapi dengan menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi sintesis hormon tiroid serta preparat yang mengendalikan manifestasi hipertiroidisme.
2. Penyinaran atau radiasi yang meliputi penggunaan radioisotop I131 atau I125 untuk menimbulkan efek destrukstif pada kelenjar tiroid
3. Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid.
Terapi yang dilakukan bergantung pada penyebab hipertiroidisme dan mungkin memerlukan gabungan semua pendekatan terapeutik diatas.
Obat yang paling sering digunakan adalah propiltiourasil (propacil, PTU) atau metimazol (Tapazole), pemberian obat-obatan ini dilakukan sampai pasien mencapai keadaan eutiroid (yaitu bukan hipertiroid ataupun hipotiroid). Obat-obatan ini akan menghalangi konversi T4 menjadi T3 diluar kelenjar tiroid. Karena tidak mempengaruhi pelepasan ataupun aktivitas hormon tiroid yang dibentuk sebelumnya.

Terapi Obat
1. Obat
a. Amphicilin :
Digunakan untuk mengatasi infeksi, antara lain dari saluran cerna, pernafasan, saluran kemih, kuping, kulit dan bagian lunak (otot tsb)
b. Ketorolak :
Penanganan nyeri setelah operasi, untuk sediaan mata, inflamasi konjungtivis.
c. Ranitidin :
Anti mual

2. Medis
Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid.
3. Therapi : Radioaktif (penyinaran) tujuannya untuk mengurangi sekresi kelenjar tiroid.

Diagnostik Keperawatan Hipotiroidisme
a) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif
b) Perubahan suhu tubuh
c) Diare yang berhubungan dengan penurunan berat badan
d) Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup
e) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
f) Perubahan proses berfikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.


Diagnostik Keperawatan Hipertiroidisme
a) Perubahan nutrisi yang berkaitan dengan laju metabolik yang menigkat, selera makan yang berlebihan, dan aktivitas gatrointestinal yang bertambah.
b) Upaya mengatasi iritabilitas, hipereksitabilitas, kekhawatiran dan ketidakstabilan emosi yang tidak efektif
c) Kepercayaan diri yang terganggu akibat perubahan pada penampilan, selera makan yang berlebihan dan penurunan berat badan.
d) Perubahan suhu tubuh.

HYPERTHYROIDISM
Hipertiroid merupakan overfungsional kelenjar tiroid4. Dengan kata lain hipertiroid terjadi karena adanya peningkatan hormon tiroid dalam darah dan biasanya berkaitan dengan keadaan klinis tirotoksikosis. Sementara menurut Martin A Walter hipertiroid adalah kondisi umum yang berkaitan dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, khususnya yang disebabkan oleh komplikasi kardiovaskuler6. Sebagian besar disebabkan oleh penyakit graves, dengan nodul toksik soliter dan goiter multinodular toksik menjadi bagian pentingnya walaupun dengan frekuensi yang sedikit2. Namun penyakit graves dan goiter nodular merupakan penyebabnya yang paling umum. Pada penderitanya biasanya terlihat adanya pembesaran kelenjar gondok didaerah leher. Komplikasi hipertiroid pada mereka yang berusia lanjut dapat mengancam jiwa sehingga apabila gejalanya berat harus segera dirawat di rumah sakit.

ETIOLOGI
Lebih dari 90% kasus hipertiroid adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid toksik. Penyakit graves sekarang ini dipandang sebagai penyakit autoimun yang tidak diketahui penyebabnya. Namun karena perbandingan penyakit graves pada monozygotic twins lebih besar dibandingkan pada dizygotic twins, sudah dipastikan bahwa faktor lingkunganlah yang berperan dalam hal ini3. Bukti tak langsung menunjukkan bahwa stress, merokok, infeksi serta pengaruh iodin ternyata berpengaruh terhadap sistem imun2,3.
Sederhananya penyakit graves merupakan multiple dari autoimun, yaitu tirotoksikosis, eye disease, dan pretibial myxoedema yang berpengaruh terhadap bagian optik (opthalmopathy), kulit (dermatopathy), serta jari (acropathy)2. Keadaan ini biasanya terjadi karena adanya imunoglobulin yang menstimulasi tiroid dalam serum4.
Adapun faktor lain yang mendorong respon imun pada penyakit Graves antara lain :
1) Kehamilan, khususnya pada masa nifas
2) Kelebihan iodida di daerah defisiensi iodida4
3) Terapi litium
4) Infeksi bakterial atau viral
5) Penghentian glukokotrikoid3

PATOGENESIS
Perjalanan penyakit hipertiroid biasanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pada penyakit graves, hipertiroid merupakan akibat dari antibodi reseptor thyroid-stimulating antibody (TSI) yang merangsang aktivitas tiroid, sedangkan pada goiter multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri. Pada penyakit graves, limfosit T menjadi peka terhadap antigen yang terdapat dalam kelenjar tiroid dan merangsang limfosit B untuk mensintesis antibody terhadap antigen-antigen ini. Adanya antibodi dalam darah ini kemudian berkorelasi dengan penyakit aktif dan kekambuhan penyakit yang diterapi dengan obat-obat antitiroid3.

MANIFESTASI KLINIS
1) Pada individu yang lebih muda, manifestasi yang umumnya terlihat adalah palpitasi, gelisah, mudah lelah, hiperkinesia, diare, keringat yang berlebihan, tidak tahan panas, suka dengan dingin, dan sering terjadi penurunan berat badan tapi tanpa disertai dengan penurunan nafsu makan. Pembesaran tiroid, tanda-tanda tirotoksikosis pada mata dan takikardia ringan juga sering terjadi2,3 .
2) Pada anak-anak terjadi pertumbuhan dengan pematangan tulang yang lebih cepat2.
3) Pada pasien-pasien di atas 60 tahun manifestasi yang mendominasi adalah manifestasi kardiovaskular dan miopati dengan keluhan palpitasi, diseupnea saat latihan, tremor, gelisah, dan penurunan berat badan2.
4) Pada dermopati terjadi penebalan kulit hingga tidak dapat dicubit. Kadang-kadang mengenai seluruh tungkai bawah dan dapat meluas sampai ke kaki.
5) Pada penyakit graves yang sering terjadi adalah pemisahan kuku dari bantalannya (onkolisis).
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit graves terkadang terdapat dalam bentuk yang tidak biasanya dimana diagnosisnya tidak begitu jelas. Pada beberapa kasus biasanya diagnosis penyakit dibuat dengan pemeriksaan klinis dan laboratoris. Walaupun begitu harus dibedakan antara eutiroid dengan hipertiroid. Misalnya pada sindrom hipertiroksemia disalbumik familial, dimana protein abnormal (albumin) terdapat pada serum yang sebagian mengikat T4 bukan T3 yang mengakibatkan terjadinya peningkatan T4 dan FT4I serum, dengan T3 dan T4 bebas serta TSH normal. Dalam kasus ini tidak ditemui adanya gambaran klinis hipertiroid. Sehingga apabila tidak teliti diagnosis hipertiroid akan tersingkirkan oleh kehadiran T3 serum dan TSH normal2.

PROGNOSIS
Hipertiroid yang disebabkan oleh goiter multinodular toksik dan toksik adenoma bersifat permanen dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Setelah kenormalan fungsi tiroid tercapai dengan obat-obat antitiroid, direkomendasikan untuk menggunakan iodin radioaktif sebagai terapi definitifnya2,3. Pertumbuhan hormon tiroid kemungkinan akan terus bertambah perlahan-lahan selama diterapi dengan obat-obat antitiroid. Namun prognosisnya akan jauh lebih baik setelah diterapi dengan iodin radioaktif.

TREATMENT
Walaupun mekanisme autoimun bertanggung jawab atas penyakit sindrom Graves, tapi pengelolaannya lebih ditujukan untuk mengendalikan hipertiroid2. Ada 3 metode yang dapat dilakukan:
1) Terapi obat antitiroid (propil tiourasil atau metimazol) dan prekursornya carbimazole, untuk mengurangi pembentukan hormon tiroid. Selain itu juga dapat mengurangi gejala-gejala hipertiroid dan mengurangi efek-efek (efek jangka pendek maupun efek jangka panjang) yang ditimbulkan oleh treatment dengan radioiodine5. Biasanya diberikan pada pasien-pasien muda dengan kelenjar kecil dan penyakitnya ringan. Lama terapinya cukup bervariasi, dan dapat berkisar dari 6 bulan sampai 20 tahun2.
2) Terapi bedah (tiroidektomi subtotal), diperuntukkan bagi pasien-pasien dengan kelenjar yang sangat besar atau goiter multinodular2. Terapi ini juga dapat menjadi pilihan bagi mereka yang mengalami penyakit graves pada masa kehamilan jika tidak ada toleransi pada obat-obat antitiroid. Dan lebih baik jika diberikan pada trimester kedua1,3. Untuk dilakukannya terapi bedah ini juga harus diperhatikan dari segi usianya, ukuran kelenjar, sisa kelenjar yang tersisa dan asupan iodin. Sebelum dilakukannya tiroidektomi ini pasien diberi obat antitiroid sampai eutiroid ( kira-kira 6 minggu), kemudian 2 hari sebelum operasi diberi larutan jenuh kalium iodida sebanyak 5 tetes 2 kali sehari. Langkah ini untuk mengurangi vaskularitas kelenjar dan mempermudah operasi2.
3) Terapi iodin radioaktif. Terapi ini aman dan cocok untuk segala jenis hipertiroid khususnya pada mereka yang berusia lanjut. Selain itu juga dapat diberikan kepada pasien dengan komplikasi penyakit graves dan ophthalmopathy2,6. Beberapa studi menyatakan bahwa treatment dengan radioiodine ini dapat memperburuk kondisi opthalmophaty pada sebagian kecil pasien yang perokok2.
4) Tindakan-tindakan medis lain (misalnya dengan agen penghambat beta adrenergik). Penggunaan agen beta ini tidak boleh diberikan kepada pasien yang mengalami asma dan gagal jantung.

PILIHAN TERAPI
Bervariasi sesuai dengan perjalanan, beratnya penyakit dan kebiasaan yang berlaku.
a. Di Amerika Serikat terapi radioiodin menjadi terapi pilihan untuk kebanyakan pasien sementara di Eropa dan Asia lebih suka terapi dengan obat-obat antitiroid3.
b. Obat-obat antitiroid dalam jangka panjang, jika ada respon tepat dan kelenjar mulai mengecil2.
c. Radioiodin, jika obat antitiroid yang dibutuhkan berdosis besar dan kelenjar tidak mengecil. Terapi ini akan menimbulkan indikasi apabila ada reaksi alergi serius terhadap obat antitiroid2.
d. Tiroidektomi, jika kelenjar sangat besar (>150 g) atau multinodular atau jika pasien ingin segera hamil2.

DAFTAR PUSTAKA
1. Lee, L Stephanie. 2006. Hyperthyroidim http://www.emedicine.com/med/topic1109.htm, last updated: Juli 18, 2006
2. Gardner, David G. 2004. Greenspan’s Basic and Clinical Endrocrinology. McGraw Hill Companies : USA (hal: 248)
3. Chew, Shern L., and Leslie, David. 2006. Clinical Endrocrinology and Diabetes. Churchill Livingstone Elseiver : USA (hal: 8)
4. Jameson, Larry J. et al. 2006. Harrison’s Endocrinology. McGraw Hill : USA (hal: 86)
5. Cooper, David S. 2005 Antithyroid Drugs, http://content.nejm.org/cgi/content/full/352/9/905 vol.352 Hal.905-917.
6. Walter, A Martin. 2007. Effect of antithyroid drug on radioiodine treatment : systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Bmj. 39114.670150. BE. Hal 334-514.

Hipotiroidisme
Definisi


Kelenjar tiroid
Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan oleh kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.[1]
Faktor penyebab
• Terdapat pelbagai faktor yang menyebabkan hipotiroidisme yang kronik.Sejak dari dulu sehinggalah sekarang, di kebanyakan negara yang sedang membangun, kekurangan iodin adalah faktor paling kerap berlaku di seluruh dunia. Sebaliknya, di negara-negara yang membangun pula, penyakit Hashimoto tiroiditis[2] atau ketiadaan kelenjar tiroid atau kekurangan hormon yang dirembeskan oleh hipotalamus atau oleh pituitari adalah yang sering berlaku.
• Hipotiroidisme juga boleh disebabkan oleh penyakit tiroiditis[3] selepas bersalin. Seramai 5% daripada seluruh wanita yang baru bersalin menghadapi penyakit ini setiap tahun. Fasa pertama yang biasanya berlaku ialah hipertiroidisme. Selepas itu samada kelenjar tiroid itu akan kembali kepada normal atau menjadi hipotiroidisme. Sebanyak 1/5 daripada perempuan selepas bersalin yang mendapat hipotiroidisme terus kekal mendapat penyakit tersebut sehingga ke akhir hayat mereka. Mereka memerlukan rawatan sepanjang hayat.
• Hipotiroidisme boleh juga berlaku melalui pewarisan, kadang-kadang autosomal resesif.
• Hipotiroidisme sementara adalah disebabkan kesan Wolff-Chaikoff[4].
• Hipotiroidisme biasanya dikelaskan berdasarkan tempat organ berasal:
Jenis Organ Penerangan
Hipotiroidisme primer kelenjar tiroid Paling biasa berlaku. Antaranya ialah disebabkan penyakit Hashimoto tiroiditis(sejenis penyakit autoimmune) dan mengambil rawatan terapi radioiodine(RAI) untuk merawat penyakit hipertiroidisme.
Hypotiroidisme sekunder kelenjar pituitari[5]
Berlaku apabila kelenjar pituitari tidak menghasilkan cukup hormon perangsang tiroid(TSH) untuk mempengaruh kelenjar tiroid untuk menghasilkan jumlah tiroksin yang cukup. Ini biasanya berlaku apabila terdapat tumor di kelenjar pituitari, radiasi atau pembedahan yang menyebabkan kelenjar tiroid tidak lagi dapat menghasilkan hormon yang secukupnya untuk fungsi badan.
Hipotiroidisme tertier, (juga dipanggil hypothalamic-pituitary-axis hypothyroidism) hipotalamus[6]
Belaku apabila hipotalamus gagal menghasilkan TRH yang cukup.
Psikologikal umum
Hipotiroidisme boleh disebabkan pengambilan penstabil mood yang mengandungi lithium(lithium based mood stabilizers), selalunya digunakan untuk merawat gangguan dua polar(bipolar disorder). Selain itu, pesakit hipotiroidisme yang juga mempunyai simptom psikiatri boleh didiagnosis dengan:
• Depressi yang luar biasa(boleh tampil sebagai dysthmia)
• Sindrom spektrum dua polar( termasuk gangguan dua polar 1 atau 2, cyclothmia, atau sindrom sebelum haid)
• Gangguan personaliti pertengahan
• Gangguan psikotik(biasanya paranoid schizophrenia)
Simptom
• Fungsi hormone tiroid termasuk modulasi metabolisma karbohidrat, metabolisme lemak dan protein, penggunaan vitamin, fungsi mitokondria, proses pencernaan, aktiviti otot dan saraf, aliran darah, penggunaan oksigen, rembesan hormon, dan kesihatan seksual dan pembiakan. Oleh demikian, apabila kandungan hormon tiroid tak seimbang, system yang melingkungi seluruh badan terlibat. Sebab itulah hipotiroidisme boleh mimic penyakit - penyakit lain.
• Gejala seperti:
o berat badan bertambah
o sensitif terhadap sejuk
o sembelit
o otot kejang dan sakit sendi
o lemah badan
o lemah otot
o pucat
o suara yang lemah, pecah dan kasar, kadang – kadang suara yang dalam boleh dikenali
o kulit kering
o kitar haid tak normal
o migrain
o gatal – gatal kulit
Ujian diagnostik


Hipotiroidisme primer dan sekunder
Untuk mendiagnos hipotiroidisme primer, kebanyakan doktor hanya mengukur jumlah TSH yang dihasilkan oleh badan. Tahap TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang mencukupi(kebanyakannya sebagai tiroksin(T4) dan sedikit kuantiti triiodotironin(fT3). Walaubagaimanapun, dengan hanya mengukur tahap TSH,kita akan gagal untuk mendiagnos hipotiroidisme sekunder dan tertier. Oleh itu, ujian darah yang perlu dilakukan ialah:(jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek)
• hormon perangsang tiroid(TSH)
• triiodotironin(fT3)
• levotiroksin(fT4)
• jumlah T3
• jumlah T4
• Sebagai tambahan, ukuran ini diperlukan seperti:
• antibodi antitiroid – untuk mengesan penyakit autoimmune yang akan memusnahkan kelenjar tiroid
• kolesterol serum – akan meningkat jika hipotiroidisme
• prolaktin
• Ujian anemia termasuk ferritin
Rawatan
• Terdapat jenis sintetik dan jenis tablet tiroid yang dibuat daripada haiwan di pasaran untuk pesakit yang memerlukan hormon tiroid tambahan. Hormon tiroid diambil setiap hari dan doktor akan mengawas tahap darah untuk memastikan dos yang dikehendaki. Persatuan Amerika dari bidang Endokrin mengesyorkan penggunaan levotiroksin(T4)[7] sebagai pengganti tiroid. Secara umum, hormon tiroid yang kering, gabungan hormon tiroid, atau triiodotironin(T3) tidak patut digunakan sebagai terapi pengganti.
• Persatuan Tiroid Amerika memberi amaran terhadap penambilan rawatan herba dan pengambilan iodin yang berlebihan kerana boleh menerukkan lagi hipotiroidisme.
Rujukan
1.http://en.wikipedia.org/wiki/Hypothyroidism
2.http://ms.wikipedia.org/wiki/Penyakit_thyroid
3.http://en.wikipedia.org/wiki/Hashimoto's_thyroiditis
4.http://en.wikipedia.org/wiki/Thyroiditis
5.http://en.wikipedia.org/wiki/Wolff-Chaikoff_effect
6.http://en.wikipedia.org/wiki/Pituitary_gland
7.http://en.wikipedia.org/wiki/Hypothalamus
8.http://en.wikipedia.or

No comments: