Wednesday, December 24, 2008

Anatomi Fisiologi Struktur dan Fungsi Panca Indra

STRUKTUR DAN FUBGSI PANCA INDRA


Bagian SS terdiri dari
• Resepto
• r = menerima informasi dari eksternal dan internal
• Jalur saraf = mengirimkan informasi ke otak
• Korteks serebri = mengolah informasi
STIMULUS
Gel Elektromagnetik (cahaya)
Mekanik (suara, raba, tekan, getaran)
Kimia (penghidu, kecap)
Termal (dingin, panas)

Sensasi (kesan): Penglihatan, Kecap, Pendengaran, Suhu, Raba, Penghidu

PROSES PENGLIHATAN
Penglihatan adalah indera kita yang paling dominant; kita hidup terutama dalam dunia visual. Mata adalah bola yang analog dengan camera obscura biasa dan dikontruksi untuk melaksanakan fungsi2 baik optic maupun sensori.
Peranan optiknya adalah pengumpulan sinar cahaya dan memfokuskannya pada retina. Untuk dapat melakukan hal itu, mata mempunyai sistem lubang-lensa yanf berubah-ubah: iris dengan celahnya, pupil yang mengatur jumlah cahaya yang lalu keretina, dan 2 sistem lensa (kornea dan lensa) yang menghasilkan bayangan objek dalam dua dimensi pada retina.
Peranan sensorinya ialah untuk berespon terhadap dan untuk memposes pengaruh lingkungan dan untuk meneruskan pesan sandi ke otak. Peranan iu dilaksanakan oleh retina. Serabut-serat saraf mulai dalam retina dan menghantarkan keluaran retina ke otak. Sklera sesuai dengan kontak kamera; epitel pigmen pada retina dan lapis koroid sesuai dengan lapisan dalam kamera yang hitam; kornea dan lensa sesuai dengan lensa kamera; humor aqueos dalam kamera anterior dan posterior bulbi dan humor vitreus pada corpus vitreus sesuai dengan ruang udara dalam kamera ; iris sesuai dengan diafragma ; pupil dengan lubang dalam difragma; kelopak mata dengan tutup lensa; dan retina dengan film. Analog yang bahkan lebih baik ialah kamera televisi, kamera ini bukan hanya memfokus cahaya dan membentuk pesan-pesan bayangan dalam sandi melainkan juga merelay pesan-pesan ituke transmitter.

Secara garis besar mata dibagi 4 kelompok :
1. kelopak mata
2. rongga orbita
3. bola mata
4. sstem saluran air mata (lakrimal)

KELOPAK MATA
Fungsi :
1. Melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi.
2. Membuka diri untu memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan
3. Pelicinan seluruh permukaan bola mata
4. Menyingkirkan debu yang masuk

luar sampai kedalam kelopak mata terdiri atas kulit, jaringan longgar, jaringan otot tarsus, paling dalam konjungtiva. Menutup mata adalah pekerjaan otot orbicular yang dipersyarafi saraf fasial (N.VII). Otot-otot orbicular jalannya melingkari celak kelopak mata dan bagian yang letaknya didalam kelopak mata berfungsi untuk mengedipkan mata. Membuka mata doperkerjakan otot levator palpebra yang dopersyarafi saraf okulomotor (N. III).

RONGGA ORBITA
Rongga orbita merupakan suatu rongga yang dibatasi didnding tulang dan berbentuk sebagai piramid bersisi empat dengan puncaknya menuju ke foramen optic. Isi rongga orbita atas bola mata dengan saraf optic, otot penggerak bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah, saraf, lemak dan fasia. Rongga orbita tidak mengandung pembuluh atau kelenjar limfa.
Saraf orbita bersifat motorik dan sensori N.III, N.IV dan N.VI adalah motorik dan mensyarafi ott penggerak bola mata. Saraf sensori adalah cabang pertama dan kedua N.V, sensori N. V dan simpatik.

BOLA MATA
Bola mata digerakkan oleh 6 otot, otot ekstrinsik terdiri atas empat otot rektus dan dua oblik. otot-otot rektus tediri atas otot rektus medial, rektus lateral, rektus superior dan rektus inferior. sedangkan otot oblik terdiri atas oblik superior dan inferior.
Bola mata terdiri atas:
1. Dinding bola mata
2. Isis bola mata


# DINDING BOLA MATA
Dinding bola mata terdiri atas:
1. Sklera
Skela sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kennyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.
2. Kornea
Dinding bola mata bagian depan ialah kornea yang merupakan jaringan yang jernih dan bening bentuknya hampir sebagai lingkaran dan sedikit lebih lebar pada arah transversal (12 mm) daripada arah vertical. Batas kornea dan sclera disebut limbus. Kornea tdak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding juga berfungsi sebagai media penglihatan. Kornea dipersyarafi oleh N.V.

# ISI BOLA MATA
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.

Uvea
merupakan dinding kedua bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian yaitu iris, badan siliar, dan koroid. Iris merupakan membran yang berwarna, berbentuk sirkular menggantng dibelakang kornea, didepan lensa.
Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil,,yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mmata. Iris berpangkal pada badan siliar dan memishakan balik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut kripti.
Struktur iris terdiri atas jaringan ikat yang menyerupai busa dan mengandung sel-sel pigemen, serabut-serabut otot dan banyak pembuluh darah dan syaraf. Jaringan otot terdiri atas: sfingter pupil yang dipersyarafi oleh saraf simpatik. Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri ats otot-otot silisr dan proses siliar.
Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi . Jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula zinn sehingga lensa menjdi lebih cembung.
Fugsi proses silar adalah memproduksi Humor Akous.
Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara sklera dan retina terbentang dari ora serata sampai kepapil sataf optic. Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepala retina.

Retina
adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-serabut saraf optic. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian naterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat macula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1-2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah macula lutea terdapat bercat mengkilat yang merupakan reflek fovea.
Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdpat daerah bulat puih kemerah-merahan, disebut papil saraf optic, yang ditengahnya agak melekuk dinamakan ekskavasi faali. Artei retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola mata ditengah papil saraf optic. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.

Bagian saraf dari retina terdiri dari tiga lapisan:
1. Lapisan paling luar (terdekat koroid) mengandung sel batang dan sel kerucut.
2. sebuah laisan tengah neuron bipolar
3. lapisan bagian dalam sel ganglion
Akson sel ganglion menyatu membentuk saraf optikus, yang keluar dari retina sedikit di luar titik tengah. titik di retina tempat keluarnya saraf opticus dan tempat melewatiya pembuluh darah adalah discus opticus. Daerah ini sering disebut sebagai bintik/titik buta; tidak ada bayangan yang dapat dideteksi didaerah ini karena daerah ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut.
Cahaya harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua daerah, kecuali fovea,yaitu cekungan sebesar pangkal jarum pentul dan terletak tepat di tengah retina, lapisan bipolar dan ganglion tertarik kesamping, sehingga cahaya secara langsung mengenai fotoreseptor. Fotoreseptor terdiri dari tiga bagian:
1. sebuah segmen luaryang terletak paing dekat dengan ekserior mata, menghadap ke koroid, dan mendeteksi rangsangan cahaya
2. sebuah segmen dalam, yang terletak dipertengahan sepanjang fotoreseptor dan mengandung perangkat metabolic sel.
3. sebuah terminal sinaps, ya terletak paling dekat dengan interior mata, menghadap ke neuron bipolar, dan menyalurkan sinyal yang dihasilkan di fotoreseptor setelah mendapatkan angsangan cahaya ke sel-sel berikutnya pada jalur penglihatan.
Segmen luar, yang terbentik seperti batang pada sel-sel batang seperti kerucut pada sel-sel kerucut, terdiri dari tumpukan lempeng-lempeng membranosa pipih yang banyak mengandung molekul-molekul fotopigmen. Lebih dari sejuta molekulfotofigmen terdapa di bagian luar setiap fotoreseptor. Fotofigmen mengalami perubahan kimiawi apabial diaktifkan oleh cahaya. Suatu fotopigmen mengalami perubahan kimiawi apabila diaktifkan oleh cahaya. Suatu fotopigmen terdiri dari protein enzimatik yang disebut opsin yang berikatan dengan retinen, suatu turunan vitamin A. Terdapat empat jenis fotopigmen, satu disel batang dan satu di masing-masing dari ketiga jenis sel kerucut. Retins identik di keempat fotopigmen, tetapi opsin sedikit berbeda. Rodopsin, fotofigmen sel batang, tidak dapat membedakan berbagai panjang gelombang spectrum cahaya tampak; pigmen ini menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak. Selbatang hanya mmeberikan gambaran bayangan abu-abu apabila mendeteksi berbagai intensitas cahaya, bukan memberi warna. Fotofgmen di tiga jenis sel keucut: sel gelombang, sehingga penglihatan warna dapat terjadi.
Ketika menyerap cahaya, molekul fotopigmen berdisosiasi menjadi komponen retinen dan opsin dan bagian retinennya mengalami perunahan bentuk yang mencetuskan aktivitas enzimatik opsin. Melalui serangkaian reaksi, perubahan bokimia pada fotopigmen yang diinduksi oleh cahaya hiperpolarisasi potensial reseptor yang memperngaruhi pengeluaran ini menimbulkan zat perantara (penurunan pengeluaran transmitter ) dari terminal sinaps fotoreseptor, yang menyebabkan penutup saluran-saluran Na gerbang zat perantara kimiawi di segmen luar membran. Saluran-saluran ini dapat bereseptor terhadap perantara kedua internal, yaitu GMP siklik (guanosin monopospat siklik), yang menghubungkan penyerapan cahaya fotopigmen dengan penutup Na GMP siklik intrasel, yang dalam keadaan gelap konsentrasinya tinggi, menjaga salura-saluran Na disegmen luar membran membran plasma terbuka. KebocoranNa memasuki sel yang berlangsung fasip menyebabkan depolarisasi fotoreseptor dan menahan saluran-saluran Ca di terminal sinaps terbuka, sehingga zat perantara yang dikeluarkan oleh terminal sinaps memiliki efek inhibisi terhadap sebagian besar sel bipolar. Penurunan zat perantara mengurangi efek inhibisi (mengalami eksitasi)pada sel bipolar.
Sel bipolar memperlihatkan potensial berjenjang serupa dengan fotoreseptor. Potensial aksi belum muncul sampai di sel ganglion, neuron pertama pada rantai penglihatan yang harus menylurkan pesan penglihatan melalui jarak yang ajauh ke otak. Sebaliknya fotopgmen yang telah mengalami perubahan dipulihkan dalam keadaan gelap dalam mekanisme enzimatik. Dengan demikian potensial membran dan kecepatan pengeluaran zata perantara oleh fotoreseptor di kelmbalikan ke keasdaan normal tanpa rangsangan dan tidak terjadi penyaluran potensial aksi ke korteks penglihatan.

Badan Kaca
Badan kaca mengisi sebagian besar bola mata dibelakang lensa, tidak berwarna, bening dan konsistennya lunak. Bagian luar merupakan lapisan tipis (membran hialoid). Badan kaca ditengah-tengah ditembus oleh suatu saluran yang berjalan dari papil saraf optic kearah kapsul belakang lensa yang disebut saluran hialoid yang dalam kehidupan fetal berisi arteri hialoid. Struktur adan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima nutrisinya dari jaringan sekitarnya : koroid, badan siliar dan retina.

Lensa
Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5mm tebalnya dan berdiameter 9 mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung daripada bagian anterior. Kedua permukaan tsb bertemu pada tepi lensa yang dinamakan ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan pada ekuator difiksasi oleh zonula Zinn pada badan siliar. Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi (korteks). Nukleus lebih keras dari pada korteks. Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin menipis cahaya, sehingga difokusnya pada retina. Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.

Gelap

Konsentrasi GMP siklik tinggi

Salutan natrium sesmen terbuka

Depolarisasi membran


membuka saluran Ca diterminal sinaps


I pengeluaran zat perantara inhibitorik

Neuron bipolar dihambat

Tidak terjadi potensial aksi disel ganglion

Tidak terjadi permbatan potensial aksi kekorteks penglihatan



Cahaya

Fotofigmen (retinen;opsin)

Disosiasi retinen dan opsin

Penurunan GMP siklik

Penutupan saluran Na

Hiperpolarisasi membran (poensial reseptor)

Menutup saluran Ca diterminal sinaps

I Pengeluaran zat perantara inhibitorik

Neron bipolar tidak mengalami inhibisi (/dengan kata lain, mengalami ekstensi)

Perubahab potensial berjenjang di sel bipolar

Potensial aksi di sel ganglion

Perabatan potensial aksi ke korteks penglihatan dilobus oksipitalis otak untuk persepsi penglihatan.


INDERA PENGECAPAN (LIDAH)

Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang snagat erat dengan indera khususnya pengecapan atau pembau. Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh-pembuluh darah dan urat syaraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi bawah. Bila lidah digulung kebelakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.
Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot, yaitu: otot insrinsik lisah melakukan semua gerakan halus, sementara otot enstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, yang pada akhirnya mendorongnya masuk ke faring.
Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila lidah dijulurkan, ,aka ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang didasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat. Selaput lendir lidah selalu lembab dan waktu-waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atas seperti belurdru dan ditutupi papila, yang terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Papila sirkumpalata, ada delapan hingga dua belas dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papila yang terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit.
b. Papila fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
c. Papila folformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah.

organ ujung untuk mengecap adalah puting-puting pengecap yang snagat banyak terdapat dalam dinding papila sirkumfalata dan fungiformis. Papila fififormis lebih berfunsi untuk tiap-tiap papila mempunyai kepekaan sendiri-sendiri.
Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapai ciri-ciri itu merangsang ujung syaraf pembau, bukan ujung syaraf pengecap. Supaya dapat dirasakan semua makanan menjadi cairan, serta benar-benar harus bersentuhan dengan ujung syaraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda pula. Putting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda pula. Adaptasi dari rasa mula-mula berlangsung cepat 2-3 detik, kemudian adaptasi berjalan lambat.
Para ilmuan menemukan bahwa otak dapat menginterpretasi kelima rasa (kini bertambah dengan satu rasa, yaitu umami) melalui serangkaian reaksi kimia didalam sel rasa (taste cell) yang terdapat pada kuncup rasa (taste bud) di idah. Kuncup ini berbentuk seperti bawang, terdiri dari 50-100 sel rasa yang masing-masing mempunyai mikrovili dari pori rasa (taste pore).
Bahan kimia penyusun makanan (tastant) yang alrut dalam air ludah akan kontak dengan sel raasa melalui pori rasa. Disana, mereka juga akan berinteraksi dengan proteinyang sering disebut reseptor rasa atau dengan protein-protein yang bertindak sebagai pori, dikenal sebagai kanal ion (ion channel). Interaksi tsb menyebabkan perubahan elektrokimia atau listrik didalam sel rasa sehingga memicu pelepasan sinyal kimia, yang akhirnya mengantar impuls ke otak.
Perubahan listrik tsb snagat ditentukan oleh konsentrasi atom-atom yang bermuatan atau ionnya. Sel rasa, sebagainya neuron (sel saraf), secara normal memiliki muatan internal yang negatif dan eksternalnya bermuatan positif. Tastan akan merubah keadaan tsb dan meningkatkan konsentrasi ion positif didalam sel rasa, misalnya dengan mengeluarkan atom bermuatan lainnya.
Adanya perubahan elektrokimia / depolarisasi sel rasa melepas neurotranmitter, yang mendorong neuron kotak dengan sel rasa untuk memancarkan pesannya ke otak.
Senyawa kimia yang memberikan rasa asin dan asam serasa langsung akan bergerak melalui kanal ion, sedangkan untuk rasa pahit dan manis perlu pengikat senyawa kimia dengan permukaan reeptor rasa terlebih dahulu.

Enam rasa yang dirasakan oleh indera pengecap antara lain:
1. Asin
Sensasi rasa ini dapat ditimbulka dari garam, misalnya garam dapur (NaCl). Garan ini akan membangunkan sel rasa ketika ion Matrium (Na) masuk melalui kanal ion pada mikrofili bagian apikal (atas). Ion Na juga dapat masuk lwat kanal pada basolateral (sisi) sel rasa.
Akumulasi ion Na menyebabkan perubahan elektrokimia yang disebut depolarisasi, mengakibatkan ion kalsium (Ca) masuk kedalam sel. Selanjutnya, ion kalsium akan mendorong sel untuk melepaskan sinyal kimia yang disebut neurotransmitter yang terkemas dalam gelembung (vesicle).
Sel-sel saraf akan menerima pesan dan memancarkan sinyal ke otak. Sel-sel rasa kembali mengalami polarisasi atau reset dengan diikuti membukanya kanal ion sehingga ion kalium (K) dapat keluar sel.

2. Asam
Sensasi rasa ini disebabkan oleh ion hidrogen di dalam larutan. Ion ini bereaksi terhadap sel kanal ion kalium pada mikrovili, dan mengikat kanal bukan dimikrovili sehingga ion-ion positif dapat masuk sel rasa. Terakumulasinya muatan positif ini akan mendorong depolarissi dan menyebabkan pelepasan neurotransmitter, selanjutnya akan memberikan sinyal ke otak.
3. Manis
Gula atau pemanis buatan tidak langsung masuk sel rasa tapi memicudulu perubahan didalam sel. Senyawa tsb akan terikat reseptor pada permukaan sel rasa yang digandeng dengan molekul G-protein. Dinamakan G-protein karena untuk aktivitasnya protein ini diatur oleh guanin trifospat.

4. Pahit
Misalnya kuinin, zat ini juga bereaksi melalui G-protein bersama reseptor dan secxond messenger hanya saja di sini,
5. Umami
Rasa ini ditimbulkan oleh glutamat, asam amono yang banyak terdapat pada protein daging, ikan dan legum. Umami barasal dar bahasa jepan yang berarti ”meaty” atau ”savory” (enak, sedap, lezat). Senyawa ini dalam aksinya juga melalui pengikatan dengan G-protein bersama reseptor dan pelepasan neurotransmitter belum diketahui.
Akhirnya, karena dapat diperoleh dari semua bagian lidah yang mengandung kuncup rasa, maka peta rasa dapat diperoleh dari semua bagian lidah yang mengandung kuncup rasa, maka peta rasa di lidah, hasil misinterpretasi dari riset yang dikerjakan pada abad ke-19, perlu direvisi agar tidak menyesakan.
Kerjasama antara indera pengecap dan indera pembau dapatmempengaruhi nafsu makan seserang. Disamping itu juga mempengaruhi produksi kelenjar air liur. Bila aroma makanan itu sedap dan rasanya lezat, maka nafsu makan seseorang akan meningkat dan produksi liur juga meningkat untuk ditelan. Sebaliknya bila suatu zat berbau busuk maka nafsu atau selera makan akan menurun, tetapi produksi air liur akan meningkat untuk dibuang.


Mekanisme Pengecapan
Pada bahan kimia penyusun makanan yang larut dalam air ludah akan masuk kedalam kuncup pengecap melalui papila. Didalam kuncup pengecap, subtansi larut akan dideteksi oleh permukaan sel yang sensitif yang kemudian berinteraksi dengan sel perasa. interaksi tersebut menyebabkan perubahan elektromagnetik atau listrik di dalam sel rasa sehingga memicu pelepasan sinyal kimia yang akhirnya menghantarkan impuls ke otak.




PROSES PENDENGARAN

Telinga terdiri dari dua satuan fungsional : aparat akustik yang berhubungan dengan rasa eksterosepsi yang dinamakan pendengaran, dan aparat vestibulur yang berhubungan dengan rasa proprisepsi khusus, yang bersangkutan dengan sikap badan dan keseimbanga. yang pertama dipersyarafi oleh saraf koklear (N. cochlearis), yang terakhir oleh saraf vestibulur (N. vestibularis). kedua saraf ini bersama dikenal sebagai nervus vestibulocochlearis.
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tngah, dan telinga dalam. Bagian luar dan tengah menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda: koklea, yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang menjadi impuls-impuls saraf sehingga kita dapat mendengar; apparatus vestibularis yang penting untuk sensasi keseimbangan.
Telinga luar terdiri dari pinna (bagian daun telinga, auricular), meatus auditorius eksternus (saluran telinga) dan membran timpani. Pinna, suatu lempeng tulang rawan dalam. Pintu masuk ke saluran telinga dijaga oleh rambut-rambut halus. Kulit yang melapisisaluran telinga mengandung kelenjar-kelenjar keringat termodifikasi yang menghasilkan sermen, suatu sekresi lengket lengket yang menangkap partikel-partikel asing yang halus. Rambut halus dan serumen menjaga partikel-partikel dari udara masuk ke bagian dalaam saluran telinga.
Membran timpani, yang teregang menutupi pintu masuk ke telinga tengah, bergetar sewaktu terkena gelombang suara. Teilinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan di telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yang terdiri dari tiga tulang yang dapat bergerak (maleus, inkus, stapes) yang berjalam melintasi telinga tengah. Tulang pertama maleus melekat pada membran timpani dan tulang terakhir stapes melekat pada jendela oval, pintu masuk ke koklea yang berisi cairan. Bagian koklearis yang berbentuk seperti siput adalah suatu sistem tubulus bergelung yang terletak di dalam tulang temporalis. Cairan di dalam duktus koklearis disebut endolimfe. Skala vestibule dan skala vestibule dan skala timpani mengandung cairan perilimfe. Lubang kecil berlapis membran lainnya, yaitu jendela bundar, menekat skala timpani dari telinga tengah. Membran vestibularis yang tipis memisahkan duktus koklearis, memisahkan dari skala timpani. Membran basilaris sangat penting karena mengandung organ corti, organ untuk indera pendengaran. mengandung sel-sel rambut yang merupakan reseptor untuk suara. Rambut rambut ini secara mekanis terbenam didalam membran tektorial. Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinap kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius. Depolarisasi sel-sel rambut menungkatkan kecepatan pengeluaran zat perantara, uang menaikan kecepatan potensial aksi diseratserat aferen. Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang keika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami hiperpolarisasi. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat dipersepsikan oleh oak sebagai sensasi suara.

KESEIMBANGAN
 Sistem Vestibuler
 Reseptor : Aparatus, terdiri dari:
o Utrikulus
o Salulus
o Kanalis semirkularis posterior, anterior dan horizontal

 Utrikulus dan sakulus berfungsi:
1. Untuk keseimbangan statis
2. Percepatan/perlambatan lurus
3. Gravitasi
 Kanalis semisirkularis berfungsi:
1. keseimbangan dinamik
2. Rangsang = gerak melingkar kepala
3. KSS horizontal yang dominan
4. Rangsang ini = refl. Labirin = mata, tubuh dan anggota tubuh
5. Semua refl. ini bertujuan agar orientasi ruang dan keseimbangan tetap terpelihara
6. Orientasi ruang menerima impuls dari mata, vestibuler, proprioseptor
 Nisragmus
1. Refl. mempertahankan fiksasi mata sewaktu tubuh berputar
2. Terdapat juga pada orang buta
3. Gerakan mata nistagmus = komponen cepat = searah rotasi
4. Komponen cepat = pusat B.O/kom. lambat = impuls labirin
5. Nistagmus post rotasi = berlawanan rotasi
6. Nistagmus = hirizontal atau vertikal
 Vertigo
1. Utrikulus
2. Sakulus
3. Kanalis semisirkularis posterior, anterior dan horizontal
 Jalur keseimbangan
Resetor = N. Vestibule (N. III) = Nc. Vestibuler (medula) = cerebelum, formatio retikuler

TRANSDUKSI SUARA

Gelombang Suara


Getaran membran timpani


Getaran tulang-tulang telinga tengah


Dalam telinga Getaran jendela oval


Getaran cairan di dalam koklea Getaran jendela bundar


Getaran membran basalis Penghamburan energi
(tidak ada persesi suara)


Pembengkokan rambut sel-sel rambut reseptor
organ corti sewaktu pergerakan membran
basalis menyebabkan perubahan posisi
rambut-rambut tsb dalam kaitannya dengan
membran tektorial di atasnya tempat rambut-
rambut tsb terbenam


Perubahan ptensial berjenjang (potensial
reseptor) di sl-sel reseptor


Perubahan kecepatan pembentukan potensial
aksi yang terbentuk di saraf


Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius
di lobus temporalis otak untuk persepsi suara




KESAN KULIT

Kesan-kulit dapat diperoleh dengan merangsang kulit:
- kesan raba/sentuhan
- kesan suhu
- kesan nyeri

 RABA –TEKANAN
- Persentuhan halus di kulit
- Daerah yang berambut lebih peka
- Adaptasi cepat
- Reseptor: korpukel meissner, kopukel merckel, basket like arrangement

Korpuskel meissner
- Penyabaran di tubuh tak merata
- Terpadat : ujung anggota gerak, daerah papila mammae, ujung lidah
- Jerang: volar, bagian proksimal anggota gerak

Korpuskel merckel
Berbentuk cekram, pada ujung jari dan bibir

Basket like arrangement
Pada gerakan rambut

 SUHU
Ada dua macam :
- kesan dingin : organ krause 35˚ C – 20˚ C
- kesan panas : organ ruffini (ujung saraf bebas ) 30˚ C – 43˚C
- Reseptor adaptasi pada suhu 20˚ C – 40˚ C
- kesan nyeri jika suhu ekstrim = kerusakan jaringan
 NYERI
Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesdaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Nyeri disertai oleh reseptor perilaku termotivasi (misalny penarikaan atau penahanan) serta reasi emosi (misalnya menangis atau ketakutan). Terdapat tiga katergori reseptor nyeri: nosireseptor mekanis yang bereseptor terhadap kerusakan mekanis, misalnya tusukan, benturan atau cubitan; nosiseptor termal yang beresponterhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk polimodal yang berespon setara terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk iriti zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera. Tidak ada nosiseptor yang memiliki struktur khusus; mereka semua adlaah ujung-ujung syaraf telanjang. Semua nisiseptor dapa disensirisasi oleh adanya prostaglandin, yang sangat meningkatkan respon nosiseptor terhadap rangsangan yang mengganggu (lebih terasa nyeri). Prostaglandin adalah kelompok turunan asam lemak khusus bekerja secara lokal setelah dikeluarkan.
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor mekanis melalui salah satu dari dua jenis serat aferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal disalurkan melaui serat A-delta yang berukuran besar dan bernielin dengan kecepatan sampai 30 mtr/detik (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosisseptor polimodal diangkut oleholeh serat C yang kecil dan tidak bermielin dengan kecepatan yang jauh lebih lambat (jalur nyeri lambat).
Nyeri biasanya dipersepsikan mula-mula sebagai sensasi tertusuk yang tajam dan singkat yang mudah ditentukan lokasinya (jalur nyeri cepat). Perasaan ini diikuti oleh sensasi nyeri tumpul yang lokasinya tidak jelas dan menetap lebih lama serta menimbulkan rasa tidak enak (jalur nyeri lambat diaktifkan oleh zat kimia, terutama bradikinin, diaktifkan oleh enzim yang dikeluarkan kedalam CES oleh jaringan yang rusak).
Serat-serat aferen primer bersinaps dengan antar-neuron ordo kedua di tanduk dorsal spinalis. Salah satu neurotransmitter yang dikeluarkan dari ujung-ujng aferns nyeri ini adalah subtansi P, khas untuk serat nyeri. Nyeri akan dipersepsikan di talamus selanjutnya penentuan lokasi nyeri dikorteks somatosensorik. Formatio retikularis meningkatan derajat ewaspadaan yang berkaitan dengan rangsangan yang mengganggu. Hubungan antara talamus dan formatio retikularis ke hipotalamus dan sistem limbik menghasilkan respon emosi dan perilaku yang menyertai pengalaman yang menimbulkan nyerii.

PROSES PENCIUMAN

• Reseptor di membran mukosa hidung = sel olfaktoria
• Berkaitan dengna kesan pembauan waktu inspirasi
• Stimulus harus mudah menguap, larut dalam air dan lemak
• Bau yang kuat menutupi bau yang lemah
• Bau kadar yang sama = bau campuran
• Adaptasi tinggi, bisa sentral atau perifer = bau enak cepat hilang sedangkan bau yang menenangkan akan tetap ada.
• Nialai ambanga bau-bauan berbeda dapat diukur dengan olvactometer dan zedardemator.
Mukosa olfaktorius, yang terletak dilangitlangit rongga hidung, mengandung tiga jenis sel: reseptor olfaktorius, sel penunjang, dan sel basal. Sel-sel penunjang mengeluarkan mucus, yamng melapisi saluran hidung. Sel-sel basal adalah precursor utuk sel-sel reseptor olfaktorius yang baru, yang diganti sekitr dua bulan. Neuron keseluruhan, termasuk akson aferen yang menuju ke otak, diganti . Sel-sel ini adalah satu-satunya neurn yang mengalami pembelahan sel. Akson-akson sel reseptor secara kolektif membentuk saraf olfaktorius. Bagian dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari sebuah kepala yang menggembung dan berisi beberapa silia sepanjang permukaan mukosa. Silia ini mengandung tempat pengikatan unuk melekatnya berbagai moleku-molekul odorferosa (pembentuk bau). Molekul-molekul harus dilarutkan agar perlekatan khusus di silia menyebabkan pembukaan saluran –salura Na dan K. Terjadi perpindahan ion-ion yang menimbulkan depolarisasi poternsial reseptor yang menyebabkan terbentuknya potensial di serat aferen. Serat-serat tersebut segera bersinaps di bulbus olfaktorius, struktur syaraf ynag memiliki lapisan sel bereda-beda. Serat-serat yang keluar dari bulbs olfaktorius berjalan melalui dua rute:
1.. rute subkortikal, menuju daerah sistem limbic, khususnya sisi medial bawah lobus temporalis
2. ryte thalamus-kortikal, penting untuk persepsi sadar

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

SISTEM PENCERNAAN
Alat Pencernaan dibagi atas:
I. Alat-alat khusus jalan makanan
1. Rongga mulut: didalamnya terdapat palantum, pipi dan bibir, lidah gigi, kelenjar ludah
2. Tekak (faring)
3. Esofagus (kerongkongan)
4. Lambung (gaster)
5. Doudenum (usus halus)
6. Yeyenum
7. Ileum
8. Colon
- Aseden (nauk)
- Transversum (horizontal)
- Desenden (menurun)
9. Rektum

























II. Alat-alat yang membentu pencernaan
1. Kelenjar-kelenjar ludah (glandula saliva)
a. Kelenjar Parotis
b. Kenjar sublinguinalis
c. Kelenjar submandibularis
2. Hati
3. Kelenjar ludah (pancreas)

















A. Rongga Mulut
Rongga mulut adalah pintu masuk saluran pencernaan. Fungsi rongga mulut:
1. Memberi makan
2. Mengerjakan pencernaan pertama dengan jalan mengunyah
3. Untuk berbicara
4. Bila perlu. Digunakan untuk bernafas.
Rongga mulut (cavum oris) dibantu oleh:
a. Sebelah atas: Pallantum durum dan pallantum mole
b. Sebelah bawah: oleh otot2 yang membentuk lidah, kecuali itu juga os mandibula
c. Sebelah depan dan samping: oleh gigi, bibir dan juga pipi
d. Sebelah belakang: Sebetulnya telah dibatasi, karena ada lubangnya yang disebut:
Isthmus faucium yang menghubungkan rongga mulut dan tekak (faring). Dinding rongga mulut disebelah dalam dilapisi oleh selaput lender. Dibawah selaput lender ini terdapat jaringan ikat, misalnya pada bagian pipi, bibir, pallantum mole. Dibawah selaput lender terdapat banyak kelenjar2 yang mengeluarkan lender yang penting artinya begi pencernaan makanan.
Didalam rongga mulut tsb terdapat:
1. Pipi dan bibir
Mengandung otot2 yang diperlukan dalam proses mengunyah dan bicara disebelah luar, pipi, dan bibir diselimuti oleh kulit.

2. Lidah
Lidah mengandung 2 jenis otot, yaitu:
a. Otot Ekstrinsik yang berorigo diluar lidah, insersi dilidah
b. Otot instrinsik yang berorigo dan insersi didalam lidah
Fungsi Lidah:
a. Untuk membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi dan gigi
b. Mencampur makanan dengan ludah
c. Untuk menolak makanan dan minuman kebelakang
d. Untuk berbicara
e. Untuk mengecap manis, asin dan pahit
f. Untuk merasakan dingin dan panas.
2. Gigi
Gigi dibedakan menjadi 4 macam:
1. Gigi seri (Dens Incisivus) terdapat 8 buah
2. Gigi seri (Dens Caninus) terdapat 4 buah
3. Gigi Geraham depan (Dens Premolaris)
- Dens Premolaris I berjumlah 4 buah
- Dens Premolaris II berjumlah 4 buah
4. Gigi Geraham belakang (Dens Molaris)
- Dens Molaris I berjumlah 4 buah
- Dens Molaris II berjumlah 4 buah
- Dens Molaris III berjumlah 4 buah
Terdapat dua kelompok yaitu gigi sementara atau gigi susu dan gigi tetap terdapat 20 biji gigi sulung, 10 pd setiap rahang, gigi tetap 30 buah, 16 buah pada setiap rahang.
Bagian-bagian gigi :
- Akar gigi : Bagian yang tertanam didalam rahang
- Mahkota gigi : Bagian gigi yg tampak diluar rahang
- Leher gigi : Bagian gigi diantara puncak gigi aiakar gigi.
4. Kelenjar Ludah
Terdapat tiga kelenjar ludah yang menghasilkan air ludah, yaitu:
1. Kelenjar Parotis, terletak disebelah bawah dengan daun telinga diantara otot pengunyah dengan kulit pipih. Cairan ludah hasil sekresinya dikeluarkan melalui duktus stesen kedalam rongga mulut melalui satu lubang dihadapannya gigi molar kedua atas. Saliva yang disekresikan sebanyak 25-35 %.
2. Kelenjar Sublinguinalis, terletak dibawah lidah salurannya menuju lantai rongga mulut. Saliva yang disekresikan sebanyak 3-5 %
3. Kelenjar Submandibularis, terletak lebih belakang dan kesamping dari kelenjar subinguinalis. Saluran menuju kelantai rongga mulut belakang gigi seri pertama. Saliva yang disekresikan sebanyak 60-70 %





Selaput lender rongga mulut mengandung kelenjar kecil lainnya disebut kelenjar bukal. Semua kelenjar diatas menghasilkan air ludah (saliva) untuk membasahi rongga mulut dan makanan. Kira2 1 liter saliva yang disekresikan setiap hari. Lebih dari 99% saliva terdiri dari air, sisanya garam, urea, lender, bikarbonat, lisozim (enzim penghancur bakteri, dan amylase, ptyalin)
Saliva yang ditelan akan diabsorpsi kembali, seseorang yang kekurangan air didalam tubuh akan mengurangi sekresi air ludah sehingga rongga mulut mongering dan akan terasa haus.
Ada 2 jenis pencernaan didalam rongga mulut:
a. Pencernaan mekanik, yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot2 lidah, dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sehingga terbentuklah suatu bolus yang bulat untuk ditelan.
b. Pencernaan kimiawi yaitu pemecahan zat pati (amilum) oleh pthialin (suatu amylase) menjadi maltosa. Suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi (zat pati), lama-kelamaan akan sedikit terasa manis. Pthialin bekerja didalam rongga mulut (PH 6,3-6,8) dan masih bekerja didalam lambung untuk mencernakan zat pati kira2 15 menit sampai asam lambung menurunan pH sehingga pthialin tidak bekerja lagi.







B. Esophagus
Esophagus adalah yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung, yg letaknya dibelakang trakea yg berukuran panjang +- 20-25 cm dan lebar 2 cm.





































Fungsi dari esophagus adalah:
1 Menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung.
2 Tiap2 ujung esophagus dilindungi oleh suatu sphingter yang berperan sebagai barier terhadap refleks isi lambung kedalam esophagus.
3 Dinding esophagus terdiri atas beberapa bagian.
a. Lapisan Mukosa, terletak dibagian dalam yang dibentuk oleh epitel berlapis gepeng dan diteruskan kefaring dibagian atas serta mengalami perubahan yang mencolok pada perbatasan esophagus lambung menjadi epitel selapis toraks pada lambung.
b. Lapisan Submukusa, mengandung sel2 sekretoris yang menghasilkan mucus untuk mempermudah jalannya makanan waktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera pencernaan kimiawi.
c. Lapisan otot, terdiri dari dua lapisan serabut otot yang satu berjalan longitudinal, dan lainnya sirkulasi.
Mekanisme menelan dilakukan setelah mengunyah:
1. Gerakan membentuk makanan menjadi sebuah bolus dengan bantuan lidah dan pipu dan melalui bagian belakang mulut masuk kedalam faring.
2. Setelah makanan masuk kedalam faring maka fallantum lunak naik untuk menutup nares posterior, glottis menutup oleh kontraksi otot2 dan otot kontrikstor faring menangkap makanan dan pada saat ini pernapasan berhenti. Gerakan menelan pada bagian ini merupakan gerakan refleks.
3. Makanan berjalan dalam esophagus karena kerja peristaltic yang menghantarkan bola makanan ke lambung.
Mukosa esophagus dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat asam.
Fungsi dari lambung:
1. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh peristaltic lambung dan getah lambung.
2. Getah cerna lambung yang dihasilkan :
- Pepsi, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan peptone)
- Asam garam (HCl), fungsinya mengasamkan makanan dan membuat suasana asam pada pepsinogen menjadi pepsin.
- Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dan dari karsinogen (karsinogen dan protein susu)
- Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang marangsang sekresi getah lambung.
Pencernaan Mekanis pada lambung:
Pencernaan mekanis disebabkan oleh otot2 dinding lambung terdiri atas otot polos yang terbentuk memanjang, melingkar, dan serong. Kontraksi otot lambung tsb mengakibatkan bolus yang masuk kedalam lambung diaduk dan diremas-remas sehingga menjadi lembut.
Pencernaan Kimiawi pada lambung
Kelenjar lambung mengeluarkan secret yaitu cairan penting, getah lambung, getah ini adalah cairan asam bening tak berwarna mengandung 0,4 % asam klorida (HCl), yang mengsamkan semua makanan dan bekerja sebagai zat antiseptic dan desinfektan membuat banyak mikroorganisme yang ikut masuk bersama makanan, tidak berbahaya dan menyediakan lingkungan untuk pencernaan makanan protein.






















Enzim pencernaan yang terdapat dalam getah lambung:
a. Pepsin yang bersumber dari shief sell lambung yang memecahkan protein menghasilkan proteosa, peptone dengan pH optimal 1,5-2,5 dengan volume sekresi 2-4 liter/hari.
b. Lambung lipase, bersumber dari lambung yg memecahkan lemak dengan menghasilkan asam lemak gliserida.
D. Usus Halus
adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Setelah ini lumen meninggalkan usus halus tidak terjadi lagi pencernaan walaupun usus besar dapat menyerap sejumlah kecil garam dan air. Dengan panjang sekitar 6,3 m (21 kaki), diameternya kecil yaitu 2,5 cm/1 inci. Bergulung didalam rongga abdomen dan terlentang dari lambung sampai usus besar.






















Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Duedenum (20 cm/8 inci)
- Duodenum disebut jga usus dua belas jari
- Bagian pertama usus halus yang terbentuk sepatu kuda.
- Bermuara dua saluran : saluran getah pancreas dan saluran empedu
















2. Jejenum (2,5 m / 8 kaki)
-Disebut juga usus kosong
- Menempati 2/5 sebelah atas dari usus halus yang selebihnya
- Terjadi pencernaan secara kimiawi
- Pencernaan diselesaikan
- Menghasilkan enzim pencernaan

3. Ileum (3,6 m/12 kaki)
- Ileum disebut juga usus penyerapan
- Menempati 3/5 akhir
- Penyerapan sari-sari makanan














Dinding usus halus:
1. Dinding lapisan luar
Membran Serosa, lapisan yang membalut usus dengan erat.
2. Dinding Lapisan berotot
- Dua lapisan serabut
- Lapisan luar serabut longitudinal
- Lapisan dalam serabut sirkuler
- Diantara lapisan terdapat pembuluh darah dan limfa
3. Dinding Sub Mukosa
- Jaringan Areolar
- Fleksus saraf, fleksus Meisser
.4. Dinding Mukosa Dalam
- Seperti jala, menambah luasnya permukan sekresi dan penyerapan
- Banyak lapisan lieber kuhn. Kelenjar sederhana yg diselimuti epithelium silindris


Getah Usus Halus
Yang menyempurnakan pencernaan :
- Enterikinase :menggiatkan enzim proteolitik yang berasal dari getah pancreas
- Erepsin : Menyempurnakan protein yang telah diubah yaitu polipeptida dijadikan sebagai asam amino.
Fungsi Usus Halus
Mencerna dan menyerap “khime” dari lambung. Digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltic yang cepat, ada juga gerakan segmental.

E. Usus Besar
Usus besar terdiri dari
- Colon, yang membentuk sebagian usus besar, tidak bergulung-gulung seperti usus halus. Terdiri dari tiga bagian, yaitu:
- Colon terdiri dari tiga, yaitu:
1. Asenden 2. Transversum 3. Desenden
Bagian akhir dari colon desenden terbentuk huruf S, yaitu colon sigmoid.
- Sekum, membentuk kantung buntu dibawah taut antara usus halus dan usus besar dikantup ileasekum.
- Apendiks, tonjolan kecil mirip jari didasar sekum (jaringan lymphoid yang mengandung limposit)
-Rektum, berbentuk lurus (anus).























Fungsi utama usus halus:
1. Untuk menyimpan bahan sebelum defekasi
2. Selulosa dan bahan2 lain dalam makanan yg tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karena berperan menentukan volume isis colon.
Mekanisme Usus Besar
Sewakrtu makanan masuk kelambung, terjadi gerakan masa dikolon yang terutama disebabkan oleh refleks gastro colon, yg diperantai oleh gastrin dari lambung kekolon oleh saraf otonom eksentrik. Refleks gastro colon mendorong isi colon kedalam rectum dan memicu refleks defekasi.
Feses dikeluarkan oleh refleks defekasi
Sewaktu gerakan massa dikolon mendorong isi kolon kedalam rectum dan terjadi peregangan kemudian merangsang reseptor regang didinding rectum dan ememicu refleks defekasi. Refleks ini disebabkan oleh spingter anus internus (yg terdiri otot polos) untuk melemas dan rectum serta kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila spingter anus ekaternus (otot rangka) untuk melemas, terjadi defekasi. Dan dibantu oleh gerakan mengejan volunteer yang melibatkan kontraksi simultan otot2 abdomen dan ekspirasi paksa dengan glottis tertutup. Manuver ini menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen yg membantu pengeluaran feses.
Sekresi Usus besar bersifat Protektif Alami
Sekresi kolon terdiri dari larutan alkalis (HCO3) yg berfungsi adalah untuk melindungi mukosa usus besar dari cidera kimia dan mekanis. Untuk memudahkan feses lewat (sebagian pelumas).
Usus Besar Menyerap Garam dan Air, mengubah isi lumen menjadi feses
Sebagian penyerapan terjadi diusus besar/colon. Colon dalam keadaan normal menyerap sebagian garam dan H2O terbentuk zat yang paling aktif dicerna, Cl- mengikuti secara pasif penurunan gradient listrik. H2O terberntuk masa feses yang padat. Produk2 sisa utama yg disekresikan di feses adalah bilirubin.
Transpor Normal zat2 oleh usus Halus dan tempat Penyerapan Sekresi Maksimum.
Gas Didalam Usus dan diserap atau dikeluarkan anus bukan bahan feses tetapi gas/platus yg berasal
1. Udara yg tertelan sebanyak 500 udara dapat tertelan selam makan.
2. Gas yg dihasilkan dari fermentasi bakteri dikolon. Adanya gas yg tersaring melalui isi lumen menimbulkan suara yg disebut borborigmi. Keluarnya udara dengan kecepatan tinggi menyebabkan tepi2 lubang anus bergetar, menimbulkan suara bernada rendah yg khas menyertai keluarnya gas.
Perjalanan Makanan di Usus Besar
Ileum mengabsorsi air apendiks diendapan selama 4 jam di caecum diendapkan di asenden (gerakan naik) selama 7-8 jam 6-18 jm colon transversum (gerakan lurus) 9-20 jam colon desenden selama 12-24 jam colon sgmoid rectum.
Dicaecum terjadi reabsorpsi selama 4-12 jam kemudian ada bakteri yang membusukkan makanan yang memfermentasi.
F. Rektum dan Anus
Rektu, terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor (usus besar) dengan anus. Terletak dalam rongga pelvis didepan osakrum dan askoksigis. Panjang 10 cm terbawah dari usus tebal.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar (udara luar). Anus ini terletak didasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh tiga spinter, yaitu:
1. Spinter Ani Internus yang bekerja tidak menurut kehendak
2. Spinter Levator Ani yang bekerja tidak menurut kehendak
3. Spinter Ani Eksternus yang bekerja bekerja menurut kehendak



















G. Pankreas
- Pankreas memiliki panjang 15 cm

- Campuran jaringan eksokrin dan endokrin
- Kelenjar memanjang yang terletak dibelakang dan dibawah, diatas lengkung pertama duodenum.
- Eksokrin : sel sekretorik seperti anggur yg membentuk kantung2 atau asinus, berhubungan yg akhirnya bermuara ke duodenum.
- Endokrin : pulau2 jaringan endokrin terisolasi, pulau2 langerhands
(insulin dan glukosa).





















Pankreas Eksokrin
- Mengeluarkan getah pankrea
- Terdiri dari dua komponen, yaitu:
a. Sekresi enzimatik
b. Sekresi Alkali encer (NaHCO3)
- Disekresikan oleh sel asinus
- Enzim yg ada pada pancreas adalah:
a. Proteolitik : untuk pemcernaan protein
b. Amilase : untuk pencernaan Karbohidrat
c. Lipase : untuk pencernaan lemak




















Sekresi Pankreas Diatur secara Hormonal Untuk Mempertahankan Netralitas Isi Duodenum.
- Sekresi pancreas terutama diatur oleh hormon
- Stimulasi utama u/ sekresi pancreas terjadi selama pase usus pencernaan
pada saat kimus berada didalam usus halus
- Adanya stimulasi memicu pengeluaran sekretin dan diangkut darah kepankreas untuk merangsang sel2 dutus meningkatkan sekresi cairan NaHCO3 kedalam duodenum. Mekanisme ini merupakan system control untuk mempertahankan netralitas kimus di usus.
H. Hati (hepar)
Hati merupakan organ terbesar dari system pencernaan yg ada dalam tubuh manusia. Berwarna coklat, sangat vaskuler lunak. Beratnya sekitar 1300-1500 gram. Didalam hati terdiri dari lobulus2 yg banyak sekitar 50.000-100.000 buah. Lobulus yg berbentuk segienam, setiap lobulus terdiri dari jajaran sel hati (hematosit) seperti jari2 roda melingkari suatu vena sentralis diantara sel hati terdapat sinusinoid yg pada dindingnya terdapat makrofag yang disebut sel kuffer yg dapat memfagosit sel2 darah yg rusak dan bekteri. Hematosit menyerap nutrient, oksigen dan racun dari darah sinusoid. Didalam hematosit zat racun akan didektosifikasi. DIantaranya hematosit terdapat saluran empedu . Kanalikuli2 akan bergabung menjadi duktus hepatikus, yg bercabang menjadi dua, satu menuju kandung empedu yang disebut duktus sitikus, yg kedua duktus koleodokus akan bergabung dengan duktus wirsungi dari pancreas menuju duodenum.






















Fungsi Hati
1. Menghasilkan empedu
2. Empedu terdiri dari:
- Garam empedu (Na+,K+, asam empedu)
- Pigmen empedu : Bilirubin dan Biliverdin, keduanya merupakan pemecahan dari hemoglobin. Pigmen emprdu menyebabkan empedu berwaena kuning keemasan.
Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan & absorbsi lemak . Kenapa begitu? karena adanya asam empedu.
1. Asam empedu membantu mengekulsikan partikel2 lemak yg besar dalam makanan kedalam bentuk partikel2 lemak.
2. Membantu transport dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui membrane mukosa interstinal.
Empedu disekresikan dalam dua tahap oleh hati:
1. Bagian awal disekresikan oleh sel2 hepatosit hati mengandung sejumlaj besar asam empedu, kolestrol, kemudian disekresikan kedalam kanalikuli biliaris kecil yg letaknya diantara sel2 hati didalam lempeng hepatica.
2. Kemudian empedu mengalir ke prifer menuju septa inter lobularis tempat kanalikuli mengosongkan empedu kedalam duktus biliaris terminal dan mencapai duktus hepatikus dan duktus dupdenum melalui duktus astiks kedalam kandung empedu.






















1. Garam Empedu
Garam empedu adalah stimulus untuk meningkatkan sekresi empedu. Sekresi empedu dapat ditingkatkan melalui mekanisme kimiawi, humoral, dan saraf.
- Mekanisme Kimiawi (garam empedu)
Setiap bahan yg meningkatkan sekresi empedu oleh hati disebut koleretik yg paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Diantarawaktu makan empedu dikosongkan dari kantung empedu tetapi selama makan empedu dikosongkan dari kantung empedu untuk dialirkan keduodenum. Sewaktu kantung empedu berkontraksi setelah berpartisipasi dalam penyerapan dan pencernaan lemak, garam2 empedu diabsorpsikan dan dikembalikan oleh sirkulasi enterohepatik ke hati. Dengan demikian, selama makam sewaktu garam empedu dibutuhkan dan sedang dipakai, sekresi empedu oleh hati dipacu.
- Mekanisme Humoral )sekretin)
Mekanisme sekresi NaHCO3 encer oleh pancreas, sekretin juga merangsang sekresi empedu alkalis encer oleh duktus hati tanpa disertai peningkatan garam empedu.
- Mekanisme saraf (saraf vagus cranial ke-10)
Stimulus thd sarf vagus hati hanya sedikit berperan meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan. Mekanisme saraf meningkatkan aliran empedu hati sebelum makanan mencapai lambung usus.
2. Metabolisme Karbohidrat]
- Glikolisis : Pembentukan glukosa menjadi glikogen
- Glikogenolisis : Pembentukan glikogen menjadi glukosa
- Glukoneogenesis : Pembentukan glukosa bukan dari karbohidrat, tetapi dari protein dan lemak.
3. Metabolisme Protein
Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa. Asam amino yg tdak dibutuhkan menjadi urea yang dikeluarkan dari sel hati kdalam darah dan disekresikan oleh ginjal.
4. Metabolisme Lemak
Lemak diubah menjadi asam lemak dan gliserol selain itu asam lemak dibawa menuju hati dalam darah porta dari usus dan diubah menjadi jenis partiekel2 kecil yg dapat digunakan dalam proses metabolic.
5. Detoksfikasi
Hepar memecah hormone steroid dan berbagai obat, hasil pemecahannya disekresikan oleh ginjal.
6. Sintesis
- Kolesterol dan steroid
- Protein plasma = fibrinogen, protombin globulin
7. Penyimpanan Lemak
- Glikogen -Lemak - Vit A, D, K dan B12 - Zat besi
Hati disuplay oleh dua pembuluh darah
1. Arteri hepatica
Membawa darah yg kaya oksigen dan merupakan cabang dari arteri kuliaka
2. Vena porta hepatika
Yang berasal dari lambung dan usus yg kaya akan nutrisi (asam amino, monosakarida, vitamin yg larut dalam air dan mineral)
Mekanisme sirkulasi darah di hati
Darah dari cabang vena porta dan arteri hepatica lewat melalui ruangan diantara sel yg disebut sinusoid. sel2 itu mengambil zat hara dan mengubah zat racun menjadi zat yng tidak berbahaya. SEl darah lama dan bakteri diambil oleh sel kuffer, dan dibawa kevena pusat (sentral). Empedu, dan bermuara dikantung empedu. Apabila tubuh mebutuhkan lebih banyak energi, hati mengubah simpanan glikogen menjadi glukosa yang mengirimkan kedalam darah.

Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan

SISTEM PERNAFASAN
Alat-alat Pernafasan Manusia adalah:
1. Saluran lubang hidung (nares anterior)
2. Hidung
3. Tekak (faring)
4. Pangkal tenggorok (laring)
5. Batang tenggorok (trakea)
6. Cabang tenggorok (bronkus)
7. Alveoli























1) Saluran Lubang Hidung (nares Anterior)
Adalah saluran-saluran didalam lubang hidung. Saluran2 itu bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai rongga hidung (vestibulum). Vestibulum itu dilapisi dengan epitelium organ yang bersambung dengan kulit. Lapisan ini memuat sejumlah kelenjar sebasea yang ditutupi oleh buluh kasar. Kelenjar2 itu bermuara kedalam rongga hidung.
2). Hidung
Ujung hidumh ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Kedua lubang hidung menghubungkan atmosfer dengan rongga hidung. Rongga hidung dibatasi oleh dua tipe mukosa, yaitu mukosa respirasi
hangat dan jalannya masuk udara dan mukosa olfaktory yang berisi reseptor2 saraf pembau. Rongga hidung dibagi menjadi 2 kanan dan kiri oleh septum nasalis.
a. Bagian depan septum ditunjang oleh tulang rawan
b. Bagian belakang ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid.
Batas2 rongga hidung adalah bagian bawah (tulang, palantum, maksila); bagian samping (tulang maksila, kokha nasalis inferior, ethmoid); bagian atas (tulang ethmoid) dan bagian tengah (septum nasalis).
Rambut2 kasar yang bertujuan menjaring debu2 kasar dan serangga.
Pada dinding lateral terdapat 3 tonjolan yang disebut:
1. Kokha nasalis superior 2. Media 3. Inferior
Maka udara pernafasan akan mengalir melalui celah2 ketiga tonjolan tsb dan udara inspirasi akan dipanaskan oleh darah didalam kapiler dan dilembabkan oleh lender yang disekresikan oleh sel goblet.
Juga debu2 udara pernafasan dapat diperangkap oleh lendir2 digerakkan oleh silia kebelakang menuju faring.
Sel2 pembau berhubungan dengan saraf otak pertama (nervus alfaktorius).
Empat rongga paranasal berhubungan dengan rongga hidung:
1. Sinus maksilaris 3. Ethmoidal
2. Frontalis 4. Sfenoidal
Kesebelah atas rongga hidung berhubungan dengan kelopak mata melalui duktus lakminalis. Disebelah belakang rongga hidung berhubungan dengan masofaring melalui dua lubang yang disebelah koane.
Fungsi hidung, terdiri dari:
1. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
2. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
3. Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
4. Membunuh kuman2 yang masuk bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lender (mukosa) atau hidung.
3) Tekak (Faring)
Tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Hubungan faring dengan organ lain = keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantara lubang yang bernama korona.

Rongga Tekak, dibagi dalam tiga bagian:
1. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nasofaring.
2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausim disebut orofaring
3. Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.



















4) Pangkal tenggorok (laring)
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
1. Kartilago teroid (1 buah) depan jakun (adam is aple), sangat jelas terlihat pd pria
2. Kartilago ariteanoid (2 buah ) yang berbentuk beker.
3. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin.
4. Kartilago epiglottis (1 buah)
Pita suara ini berjumlah 2 buah, bagian atas adalah pita suara palsu dan tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan ventrikularis. Dibagian bawah adalah pita suara yang sejati yang membentuk suara yang disebut vokalis, terdapat dua buah otot. oleh gerakan dua buah otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita suara (rema glottides) dapat melebar dan mengecil, sehingga disini terbentuk suara.











Proses Pembentukan Suara:
 Tahap Mendengar
Sinyal bunyi mula2 diterima oleh area auditorik primer menyandikan sinyal tadi kedlm bentuk kata2 di interpretasikan diarea wernicke penjalaran sinyal kearea brocca melaui fasikulus arkuatus aktivasi program keterampilan motorik (area brocca) untuk mengatur pembentukan kata penjalaran sinyal yang sesuai kekorteks motorik untuk mengatur otot2 bicara gerakan otot2 mulut, lidah, laring, pita suara yang bertanggung jawab untuk intonasi, waktu dan perubahan intensitas yang cepat dari urutan suara.
 Tahap Membaca
Penerimaan kata2 lebih banyak pada area visual primer menyandikan dalam bentuk kata2 interpretasikan di region girus angularis pengenalan penuh di area wernicke penjalaran sinyal ke area brocca melalui fasikulus arkuatus aktivasi program keterampilan motorik (area brocca) untuk mengatur pembentukan kata penjalaran sinyal yang sesuai kekorteks motorik untuk mengatur otot2 bicara gerakan otot2 mulut, lidah, laring, pita suara yang bertanggung jawab untuk intonasi, waktu dan perubahan intensitas yang cepat dari urutan suara.
Terbentuknya suara suatu merupakan hasil dari kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir.
5. Batang Tenggorokan (trakea)
Trakea dibagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan kiri, yang masing-masing masuk ke paru kanan dan kiri. Cabang terkecil dikenal sebagai bronkiolus.
Panjang trakea 9-11 cm dan dibelaangi terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.











6. Cabang Tenggorokan (bronkus)
merupakan kelanjutan dari trakea ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dank e V. Bronkus kanan lebih pendek dan lebar dan merupakan kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertical dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 2 cabang dan merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan kemudian bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantung udara). Bronkiolus terminalis mmiliki garis tengah kurang lebih 1 mm bronkiolus tidak di perkuat oleh cincin tulang rawan, tetapi dekelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udarakebawah sampai tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara ketempat pertukaran gas paru-paru.
Setelah bronkiolus termianlis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru tempat pertukaran gas.
Asinus terdiri dari
1. Bronkiolus respiratorius, yang terkadang memiliki kantung udara kecil atau alveoli pada dindingnya.
2. Duktus alveolaris, seluruhnya dibatasi pleh alveolus
3. Sakus alveolaris terminalis, merupakan struktur akhir paru-paru.
Asinus kadang2 disebut lobulus primer memiliki garis tengah kira2 0,5 sampai 1 cm. Terdapat sekitar 23 kali percabangan mulai dari trakea sampai sakus alveolaris yang menyerupai anggur, yang membentuk sakus terminalais dipisahkan dari alveolus didekatnya oleh didnding tipis atau septum. Lubang kecil pada dinding ini dinamakan pori2 kohn. Lubang ini memungkinkan komunikasi antara sakus alveolaris terminalis. alveolus hanya mempunyai satu lapis sel saja yang diameternya lebih kecil dibandingkan dengan diameter sel darah merah.
Alveolus pada hekekatnya merupakan suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jalinan kapiler, maka batas antara cairan dan gas membentuk suatu tegangan permukaan yang cenderung mencegah pengembangan pada waktu inspirasi dan cenderung kolaps pada waktu ekspirasi. Tapi untunglah alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein yang dinamakan surfaktan, yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan mengurangi resitensi terhadap pengembangan pada waktu inspirasi dan mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi. Pembentukan surfaktan oleh sel pembatas alveolus tergantung dari beberapa factor, termasuk kematangan sel2 alveolus dan system enzim biosintetiknya, kecepatan penggantian yang normal, ventilasi yang memadai dan aliran darah kedinding alveolus. Defisien surfaktan dianggap sebagai factor penting pada patogenesis sejumlah penyakit paru2.




















Paru-Paru
Paru-paru dibagi menjadi dua:
1. Paru-paru kanan
2. Paru-paru kiri
Letak Paru-paru:
Pada ronggga dada datarnya menghadap ketengah rongga dada/kavum mediastinum. Paru2 dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.
























Pleura dibagi menjadi dua :
a. Pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru
b. Pleura pariental yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebeleh luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura.
Paru-paru dapat dikembang kempiskan melalui dua cara:
1. Diafragma bergerak turun naik untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada
2. Deviasi dan elevasi tulang iga membesar atau memperkecil diameter anteroposterior rongga dada.
Volume Paru
1. Volume dan nafas (tidal) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernafas normal, besarnya kira2 500 ml pada rata2 orang dewasa.
2. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapatdiinspirasi setelah dan diatas volume alun nafas normal dan biasanya mancapai 3000 ml.
3. Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi dan alun nafas normal, jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml.
4. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada pada atau dalam peru setelah ekspirasi paling kuat. volume ini besarnya kira2 1200 ml.
Kapasitas paru
1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume dan alun nafas di tambah volume cadangan inspirasi. ini adalah jumlah udara kira2 3500 ml yang dapat dhirup oleh seseorang. dimulai pada tingkatan ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.
2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume volume residu. ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal kira2 2300 ml.
3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alun nafas dan volume cadangan ekspirasi. ini adalah jumlah udara maksimum yg dapat dikeluarkan seseorang dari aru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara meksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira2 4600 ml.
4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa kira2 5800 ml, jumlah ini sama dengan kapasitas vial ditambah volume residu.
Volume dan kapasita seluruh oaru pada wanita kira2 sampai 20 sampai 25 % lebih kecil dari pada pria.
7. Rongga Toraks
Paru2 dan toraks merupakan struktur yang viskoelastik. Sifat elastic paru, seperti dijelaskan diatas, disebabkan, pertama, oleh tegangan permukaan cairan yang melapisi alveolus dan, kedua, oleh serabut elastic diseluruh jaringan paru sendiri. Sifat- sifat elastic toraks disebabkan oleh elastisitas alamiah otot, tendo, dan jaringan penyambung dada. Oleh karena itu, sebagian usaha yang dikeluarkan oleh otot inspirasi selama bernafas adalah untuk meregangkan struktur elastic paru dan toraks.
Daya pengembangan paru-paru dan toraks disebut ”compliance”. Ini dinyatakan sebagai peningkatan volume didalam paru-paru untuk setiap satuan peningkatan tekanan intra-alveolar. ‘Compliance’ gabungan paru-paru dan toraks bersama-sama karena rangka ada sendiri harus diregangkan pula bila paru-paru dikembangkan pada tempatnya. Jadi ‘compliance’ paru-paru normal bila dikeluarkan dari toraks kira2 0,22 liter per cm air. Ini menjelaskan bahwa otot2 inspirasi harus mengeluarkan energi tidak hanya untuk mengembangkan paru2 tetapi juga untuk mengembangkan rangka dada disekitar paru2.
a. Pengukuran ‘Complince’ Paru-paru
‘Compliance’ paru-paru diukur dengan cara sebagai berikut: Pertama-tama, glottis orang tersebut harus terbuka sama sekali dan tetap demikian. kemudian. Kemudian udara dihirup secara bertahap, kira-kira 50 sampai 100 ml untuk sekali penghirupan, dan pengukuran tekanan dilakukan dari suatu balon intra-esofagus (yang mengukur tekanan intrapleura dengan hampir tepat) pada akhir setiap tahap, sampai volume total udara didalam paru2 sama dengan volume tidak normal orang tersebut. Kemudian udara dikeluarkan secara bertahap juga, sampai volume paru kembali ke tingkat ekspirasi istirahat.







b. Faktor-fakto yang Menyebabkan ‘Compliance’ Abnormal.
Keadaan apa pun yang merusak jaringan paru, menyebabkan menjadi fibrotik atau edema, menyumbat bronkiolus, atau dengan cara lain apa pun menghalangi pengembangan dan pengempisan yang memyebabkan penurunan ‘compliance’ paru. Bila memikirkan ‘compliance’ paru toraks secara bersma-sama, orang harus memasukan pula setiap kelainan yang mengurangi daya pengembangan sangkar dada. Jadi, kelainan bentuk sangkar dada, seperti kifosis, scoliosis berat, dan keadaan lain yang menghambat pengembangan paru-paru dan toraks, seperti pleuritis fibrosa ayau paralysis dan fibrosis otot, semuanya dapat mengurangi daya pengembangan paru dan dengan demikian menurunkan ‘compliance’ total paru.
Macam-macam Pernapasan
a. Pernapasan Dada
Pada waktu manusia/seseorang bernafas rangka dada terbesar bergerak, maka pernafasan ini dinamakan pernafasan dada.
. Ini terdapat pada rangka dada yang lunak ialah pada orang2 muda dan pada perempuan.
b. Pernafasan Perut
Pada waktu bernapas itu diafragma turun naik, maka corak ini dinamakan pernapasan perut.
FISIOLOGIS PERNAPASAN
Pernapasan Paru-paru (Pernapasan Pulmoner)
Merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tejadi pada paru2.
Pernapasan melalui paru2 atau pernapasan eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonary, alveoli memisahkan oksigen dari darah, O2 menembus membrane, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dipompakan keseluruh tubuh.
Gerakan bernapas bergantung pada gerakan diaragma dan otot dinding dada diantara rusuk2 itu. Bila mengerut otot dinding dada dan menyebabkan tekanan udara berkurang. Ini membuat paru-paru mengembang dan mengisap udara ; ketika otot itu kendur, dada mengempis dan udara mengembuskeluar.
Fungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel2 tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel.
Respirasi ada dua, yaitu:
1. Respirasi internal atau seluler, mengacu kepada proses metabolisme intrasel yang berlangsung didalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama penyerapan energi dari molekul nutrient.
2. Respirasi eksternal, mengacu kepada keseluruhan rangkaian kejadian yang terlihat dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
O2 masuk ke dalam sel melalui 3 tahap:
1. Ventilasi paru
O2 atm alveoli
CO2 alveoli atm
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
- Tekanan O2 atm
- Jalan napas
- Complience dan recoil
- Pusat napas
2. Difusi gas
O2 alveoli kapiler paru
CO2 kapiler paru alveoli
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
- Luas permukaan paru
- Tebal membrane respirasi
- Jumlah eritrosit/kadar Hb
- Jumlah kapiler paru yang aktif
- Perbedaan tekan dan konsentrasi gas
- Waktu difusi
- Afinitas gas
3. Transportasi gas
O2 kapiler paru sel
CO2 sel kapiler paru
Transpor O2:
- Berikatan dengan Hb (97%) membentuk Oxyhemoglobin
- Larut dalam plasma (3%)
Transpor CO2:
- Berikatan dengan Hb (30%) membentuk Carbaminohemoglobin
- Larut dalam plasma
- Berikatan dengan H@O sebagai (65%)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
- cardiac Output
- Kondisi pembuluh darah
- Exercise
- Eritrosit
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner:
1. Ventilasi vulmoner, gerakan pernapasa yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar
2. Arus darah melalui paru2, darah mengandung O2 masuk keseluruh tubuh, CO2 dari seluruh tubuh masuk keparu-paru.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat yang bisa dicapai untuk semua bagian.
4. Difusi gas yang menembus membranes alveoli berdifusi daripada O2.
Proses pertukaran O2 dan CO2, konsentrasi dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernapasan terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan dalam pernapasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan pemgeluaran CO2 lebih banyak.
Pernapasan Jaringan (Pernapasan Eksterna)
Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk kedalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O2 kedalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa keparu2 dan diparu2 terjadi pernapasan eksterna.
Daya Muat Paru-paru
Besarnya daya muat udara paru-paru 4500 ml-5000 ml (4,4-5 L). Udara yang diproses dalam paru2 (ekspirasi dan inspirasi) hanya 10% +- 500 ml disebut juga udara pasang surut (tidal air) yaitu yang dihirup pernapasan biasa.
Pengendalian Pernapasan (Kontrol Neurokimia)
1. Pengendalian oleh saraf
Pusat otomotik dalam medulla oblongata mengeluarkan impuls eferen ke blok pernapasan, melalui radik saraf servikalis diantarkan diafragma oleh saraf premikus.
2. Pengendalian secara kimia
Pengendalian dan pengaturan secara kimiawi meliputi frekuensi kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan, pusat pernapasan dalam sumsum sangat peka, sehingga kadar alkali harus tetap dipertahankan, karbohidrat adalah produksi asam dari metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan. Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria.
Kebutuhan tubuh terhadap O2
4 menit saja tdk terdapat O2, maka akan mengakibatkan kerusakan pd otak yg tidak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian.Bila O2 tidak mencukupi maka darah merahnya hilang berganti kebiru-biruan misalnya yg terjadi pd bibir, telinga, lengan dan kaki disebut sianosis.
Mekanika Pernapasan
Udara cenderumg bergerak dari daerah bertakanan tinggi kedaerah bertekanan rendah yaitu menuruni gerakan tekanan.
Terdapat 3 tekanan berbeda yang penting pd ventilasi:
1. Tekanan atmosfer (barometric) Tekanan yg ditimbulkan oleh berat udara diatmosfer thd benda2 dipermukaan bumi.
2. Tekanan intra-alveolus (tekanan intrapulmonalis) tekanan didalam alveolus.
3. Tekanan Intrapleura (tekanan intratoniks) tekanan ini didalam kantuk pleura dan tekanan yang terjadi diluar paru didalam rongga toraks.
Refleks Batuk
Bronkus dan trakea sedemokian sensitifnya terhadap sentuhan halus, sehingga benda asing dalam jumlah berapapun /penyebab iritasi lainnya akan menimbulkan refleks batuk.
Disana suatu rangkaian peristiwa otomatis digerakkan oleh lintasan neuronal medulla, menyebabkan efek sebagai berikut:
1. Kira2 2,5 liter udara diinspirasi
2. Epiglotis menutup dan pita suara menutup erat2 untuk menjerat udara dalam paru.
3. Otot2 perut berkontraksi dengan kuat mendorong diafragma, sedangkan otot ekspirasi lainnya, seperti interkonstalis internus, juga berkontraksi dengan kuat mendorong diafragma.
4. Pita suara epiglottis sekoyong-koyong terbuka lebar, sehinggga udara bertekanan tingggi dalam paru meledak keluar. Kadang2 dikeluarkan dengan kecepatan 75-100 m
Udara yang mengalir cepat biasanya mambawa pula benda asing apaun yang terdapat dalam bronkus dan trakea.
Refleks Bersin
Rangsangan yang menimbulkan refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, impuls aferen dalam nervus kelima menuju medulla, dimana refleks dicetuskan.
Fungsi Pernapasan Hidung
Bila udara mengalir melalui hidung, ada 3 yg tertentu dikerjakan oleh rongga hidung. (F) pelembab:
1. Udara dihangatkan oleh permukaan kontan dengan septum yang lurus, dengan total area kira2 160 cm2.
2. Udara dilembabkan sampai hampir lembab sempurna sebelum udara meninggalkan hidung.
3. Udara disaring
Ukuran partikelyang terjerat dalam saluran pernapasan berukuran kira2 antara 1-5 mikrometer, mungkin dikeluarkan dalam bronkiolur kecil sebagai akibat presipitasi gaya berat.
Sistem pernapasan melakukan fungsi nirespirasi lain berikut ini:
a. Menyediakan jalan untuk mengeluarkan air dan panas
b. Meningkatkan aliran balik vena
c. Berperan dalam memelihara keseimbangan asam basa normal dengan mengubah jumlah CO2 penghasil asam (H+) untuk dikeluarkan.
d. Memungkinkan ketika berbicara, menyaingi dan vokalisasi lain.
e. Mempertahankan tubuh dari infasi bahan asing.
f. Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, atau menonaktifkan berbagai bahan yg melewati sirkulasi paru.
g. Hidung bagian pernapasan, berfungsi sebagai organ pembau.

Peredaran darah paru-paru
Paru2 mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis. Sirkulasi bronchial menyediakan darah teroksigenasi dari sikulasi siskemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru2. Arteri bronkialis berasal dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior bronkus. Vena bronkialis yg besar mengalirkan darahnya kedalam system azigos, yg kemudian bermuara pada vena kava superior dan mengembalikannya darah keatrium kanan. Vena bronkialis yang lebih kecil akan mengalirkan darah vena pulmonalis. Karena sirkulasi bronchial tidak berperanan pada pertukaran gas, darah yang tidak teroksigenasi mengalami pirau sekitar 2 % sampai 3% curah jantung.
Arteri Pulmonalis yang berasal dari ventrikel kanan mengalirkan darah vena campuran keparu2 dimana darah tsb mengambil bagian dalam pertukaran gas. Jalinan kapiler paru2 yang halus mengintari dan menutupi antara alveolus dan darah. Darah yang teroksigenasi kemudian dikembalikan melalui vena pulmonalis keventral kiri yang selanjutnya membagikannya kepada sel2 melalui sirkulasi siskemik.
PROSES INSPIRASI DAN EKSPIRASI
O2 masuk kesaluran pernapasan melalui hidung, parink, larink, trakea, bronkus, dan alveolus.
PROSES INSPIRASI
Kontraksi otot (scalenes, pectoralis minor, serratus anterior, eksternal intercostalis, sternocleidomastoid) Pengembangan paru-paru & meningkatkan volume intrapulmoner Tekanan intrapulmoner- tekanan didalam alveoli dan jalan nafas pd paru2 lebih rendah dr tekanan atm sekitar 2 mmHg O2 atm masuk dlm paru2.
Pada saat O2 masuk kealveolus, menembus dinding tipis alveolus menuju sel2 darah merah didalam kapiler (arteri & vena pulmonalis) Sewaktu sel darah merah mendapatkan O2 berubah warnanya dari biru menjadi merah kemudian O2 berikatan dg Hb dan darah merah membawa O2 itu keseluruh tubuh untuk digunakan dalam metabolisme sel.
Proses Ekspirasi
Relaksasi otot (internal, intercostalis, rectus abdominid dan abdominal muscels, transverses thoracis) penurunan vol rongga thorak Peningkatan tekanan intrapulmoner sekitar 2 mmHg didlm paru2 CO2 keluar dari paru2 ke atm sampai tekanan didalam paru2 kembali seimbang dg tekanan atm.
Pada saat sel darah merah mendapatkan O2 maka CO2 akandilepaskan dari kapiler paru ke alveolus kemudian dikeluarkan melalui saluran pernapasan.

Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan

SISTEM PERSYARAFAN
NEURON
Sistem syaraf terdiri dari neuron/sel-sel syaraf dari sel penyokong (neroglia dan sel schwan). Tedapat sekitar 100 milyar sel syaraf dalam sistem persyarafan. Neuron merupakan sel-sel sistem sysraf yang menerima masukan sensori/aferen dari ujung syaraf perifer/dari organ reseptor sensori dan menyalurkan mesuka motorik/masukan eferen keotot dan kelenjar-kelenjar yaitu organ2 efektor. sel syaraf memiliki Exitability (kemampuan merespon stimulus) dan conductivity (kemempuan menghantarkan sinyal).
Syaraf pusat memiliki sel penyokong yang disebut dengan Neuroglia yang merupakan penyokong atau pelindung, sumber nutrisi bagi neuron otak dan spinalis. Diluar susunan syaraf pusat yaitu disyaraf perifer sel schwan merupakan penyokong, pelindung. sumber nutrisi bagi neuron.
Sistem syaraf terdiri atas Sistem Syaraf Pusat dan Sistem Syaraf Perifer. Sistem syaraf pusat terdiri dari medula spinalis sedangkan susunan syaraf perifer terdiri dari aferen dan eferen somatis dan aferen dan aferen otonom visceral.




















































Bagian-bagian Neuron
Secara struktur anatomis, neuron terdiri atas badan sel/soma/perikaryon. Neron memiliki nukleus yang besar dengan nukleolus yang menonjol. Nukleus berperan dalam metabolisme, pertumbuhan dan perbaikan neuron. terdapat organel lain dalam neuron seperti subtansi chromatophilik (badan nissl), Retikulum endoplasma, Metokondria, Neurofilamen,/mikrofilamen, Neurotubulus dan aparatus golgi.
Subtansi Cromatofilik akan membentuk RE dan ribosom. Subtansi chromatofilik mengandung RNA dan memproduksi protein. Protein diproduksi pada Retikulum Endoplasma yang beribosom dan protein yang telah terbentuk akan masuk kesaluran yang ada dodalam Retikulum Endoplasma dan diteruskan kebadan golgi dan disalurkan kelisosom, vesikel yang mengandung precursor neurotransmiter dan vesikel lain yang mengandung protein untuk mengganti kerusakan membran.
Neurotubulus berperan dalam transpor protein dan subtansi lain intraseluler dari badan sel sampai keujung bagian syaraf. Neurofilamen/mikrofilamen: merupakan tubulus dengan subtansi semirigit sehingga memberikan “skeletal framework) pada akson.
Dendrit dapat dieksitasi oleh eksitatory sinap dan dapat dihambat oleh inhibitory sinaps, menghantarkan sinaps kebadan sel. Sitoplasma dari akson disebut dengan akson hillock dan dilanjutkan dengan bagian tipis setelah akson hillock disebut dengan intial segment.
Akson ada yang memiliki cabang dan percbangannya disebut dengan cabang collateral. bagian tipis pada ujung akson disebut dengan telodendria. Percabangan dari telodendria yang membentuk gembungan tipis disebut dengan end bulbs atau synaptic boutons. Akson ada yang ditutupi atau dilapisi dengan myelin dan akson seperti ini disebut dengan myelined fiber (serabut bermyelin). Pda sel syaraf perifer myelin dibentuk oleh sel schwan /neurolomocyt. Bagian terluar dari sel ini disebut dengan neurolimma atau schwan shet. Myelin pada akson di SPP dibentuk oleh oligodendroglia.
Akson yang bermielin memiliki lapisan myelin yang terkotak-kotak dandibatasi dengan lekukan yang disebut dengn Neurofibril nodes dan jarak atar nodus ini disebut dengan internodus. Myelin pada setiap internodus dibentuk oleh satu neurolemmocyt. Myelin memberikan kecepatan hantaran impuls yang lebih tinggi dari pada neuron yang tidak bermyelin.
Serabut syarap yang idak memiliki myelin disebut dengan unmyelinated fiber atau serabut tak bermyelin. Pada syaraf perifer sekirar 5-20 neuron yang tak bermyelin dtutupi oleh neurolomocyt yang melekuk kedalam, Serabut tak bermyelin selalu dilindung dan diperkaya dengan nutrisi oleh jaringan organ tempatnya berada. Kumpulan badan sel dari neuron SSPrfr disebut dengn ganglio.

Berdasarkan ungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi:
1. Afferen/sensory neuron: menghantarkan impuls dari reseptor ke SSP
2. Efferen/motor neuron membawa sinyal dari SSP ke efektor (otot dan kelenjar)
3. Interneuron/associationneurons/connector/internuncial neuron: menghantarkan impuls dari sensori neuron kemotor neuron dan memproses informasi yang masuk. Interneuron dengan akson yang panjang disebut dengan relay neuron untuk menghantarkan sinyal dalam jarak yang cukup jauh. Interneuron dengan akson yang pendek biasanya bercabang disebut dengan circuit neurons yang menghantarkan sinyal secara local pada jarak yang pendek. Banyak berperan dalam proses belajar, emosi, dan bahasa. Fungsi yang kompleks seperti belajar dan mengingat sangat tergantung pada ribuan local circuit neuron. kegiatan yang simple atau releks hanya sedikit melibatkan interneuron atau bahkan tidak sama sekali, tetapi langsung antara neuron sensori dengan akson motorik.
Secara Umum neuron dapat diklasifikkasikan kedalam:
1. General somatic afferent: Membawa sinyal dari kulit, otot volunteer, sendi, jaringan ikat, kesusunan syaraf pusat (SPP).
2. General somantic efferent : Membawa sinyal dari SPP ke otot2 volunter /otot skeletal, membawa sinyal keotot2 yang dari perjalanan embrioniknya terbentuk dari massa sel yang disebut dengan myotoma.
3. General visceral efferent: Membawa sinyal dari SPP ke jantung, otot polos, dan kelenjar, merupakan serabut dari system syaraf otonom.
4. Special visceral efferent: Membawa impuls dari SSP ke otot-otot volunteer yg dari perjalanan embrionik tersusun atas sel bukan myotoma. Otot ini ditemukan pada otot2 wajah untuk ekspresi, otot rahang faring dan laring.
5. Spesial afferent: Membawa sinyal dari reseptor penciuman, pendengaran, penglihatan, keseimbangan dan pengecapan ke SSP
Berdasarkan Strukturnya neuron dapat dibedakan menjadi:
1. Neron Multipolar
2. Neuron bipolar
3. Neuron unipolar
Neuron yang tidak memilii akson disebut Unaxonal neurons.
Segmen fungsional pada neurons:
1. Segmen Reseptif: menerima impuls dari sinaps /ujung syaraf dan diproses untuk disampaiakan keinisial segmen yang merupakan persambungan antara badan sel dengan akson /axon hillock
2. Segmen Inisial: memproses informasi dari segmen reseptif diubah menjadi impuls syaraf
3. Segmen Konduksi: Menghantarkan impuls sepanjang sel syaraf/akson keujung syaraf
4. Segmen Transmisif: Merubah potensial aksi untuk melepaskan neurotransmitter di sinaps, Neurotransmitter tsb akan mempengaruhi sel effektor.
SEL TAMBAHAN PADA SISTEM SYARAF
Neuroglia/sel-sel Penyokong pada SSP.
Neuroglia tidak menghantarkan sinyal/impuls, 40% dari volume otak dan medulla spinalis merupakan neuroglia. Jumlah neuroglia lebih banyak dari neuron. Terdiri dari Mikroglia, Ependima, Astroglia dan oligodendroglia.
1. Mikroglia: bersifta fagosit, mencerna syaraf-syaraf yang rusak dan untuk pertahanan terhadap imfeksi
2. Ependima: Berperan dalam reproduksi CSF, merupakan epitel dari pleksus koroideus ventrikel otak
3. Astroglia/astrosit: Memberikan cadangan nutrisi bagi neuron
4. Oligodendroglia: Mengahasilkan myelin SSP
Peripheral Glial Cells/Sel Penyokong di Susunan Syaraf Perifer
1. Sel Satelit: membentuk kapsul yang mengelilingi badan sel syaraf perifer,
2. Neurolemmocyte: Menghasilkan myelin di Susunan Syaraf Perifer

Degenerasi dan Regenerasi Serabut Syaraf
Pada beberapa syaraf perifer dapat melakukan regenerasi jika badan sel tidak mengalami kerusakan dan neurilemma nya masih intak. Saat syaraf perifer terpotong motor neuron mampu meregenerasi aksonnya dan sensori mampu meregenerasi dendritnya.
Proses Regenerasi
Badan sel membesar dan subtansi kromatophilik meningkatkan aktifitasnya untuk menghasilkan ekstra protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan cabang baru yang disebut dengan terminal sprouts (tunas) dari bagian proksimal akson yang masih tersambung dengan badan sel. Neurolomocyt dibagian distal membelah diri dan menyusun diri membentuk neurolemma yang sambung menyambung sampai keujung syaraf. satu serabut syaraf dapat membentuk sekitar 50 tunas yang akan terus tumbuh sepanjang neurolemma dengan petunjuk arahnya adalah lamina basalis dari masing2 sel neurillemma. Proses regenerasi dari tunas ini akan berakhir sampai dengan ujung2 syaraf dapat melakukan fungsi fisiologisnya. Tunas yang telah sempurna menjadi bermyelin. Proses ini berjalan bulanan sampai dengan tahunan.
Regenerasi di SSP
Akson yang rusak di SSP tidak dapat bergenerasi (kecuali pada beberapa kasus seperti di hipotalamus, akson tak bermyelin yang mengandung neurotransmitter dopamine dan norepineprin). Tiga alasan dari ketidakmampuan beregenerasi trs adalah:
1. Tunas tidak dapat meningkat jaringan scar glia tersebut pada area injuri
2. Tidak adanya lamina basalis pada SSP untuk menuntun regenerasi serabut
3. Oligodendroglia tidak membentuk Continous cord

FISIOLOGI NEURON
Potensial Membran Istirahat
Potensial membrane saraf sewaktu istirahat adalah -90 mVolt, artinya potensial didalam sel -90 mVolt lebuh negative dari pada potensial didalam cairan ekstraseluler.
Potensial Aksi
1. Tahap Istirahat : Membran diaktakan menjadi terpolarisasi selama setiap ini karena adanya potensial membrane negative yang besar
2. Tahap depolarisasi: Pada tahap ini membrane tiba-tiba permeable terhadap ion natrium sehingga banyak sekali ion natrium bermuatan positif mengalir kedalam akson sehingga muatan didalam sel menjadi kurang negative bahkan sampai dengan mendekati nol sehingga terjadi depolarisasi.
3. Tahap Repolarisasi: Dalam waktu sepeberapa puluh ribu detik sesudah membrane menjadi sangat permeable thd ion Na, saluran Na mulai tertutup dan saluran kalium terbuka dan kalium mengalir keluar sehingga muatan dalam sel menjadi lebih negative kembali kearah potensial membrane istirahat
Hukum Semua / tidak sama sekali (all-or-None)
Setiap syaraf memiliki ambang minimal untuk dpt terangsang. Peningkatan rangsang melebihi ambang tidak menybabkan syaraf terangsang lebih kuat.

Konduksi Saltatori
Hantaran berloncat-loncat pada syaraf yg bermyelin. Hantaran listrik meloncat dari satu nodus kenodus berikutnya shg lebih cepat dibandingkan dengan serat yg tak bermyelin
SINAPS
Sinaps adalah persambungan antar neurons. Terdapat macam2 jenis sinaps, diantaranya adalah sinaps listrik dan sinaps kimia. Secara anatomis dapat dibedakan menjadi:
1. Aksodendritik: Akson dengan dendrit
2. Aksosomatik: Akson dengan badan sel
3. Aksoaksonik : akson dengan akson
4. Dendrodendritik: Dendrit dengan dendrite
Sinaps Listrik
Persambungan antara sinaps melalui saluran tipis intraseluler yg disebut dengan conecxons, terjadi di sel2 jantung, otot polos disaluran pencernaan dan di beberapa neurons diretina mata. Lebih sedikit dibandingkan dengan sinaps kimia
Sinaps kimia
Kounikasi antar sel dengan menggunakan media kimia yang disebut dengan neurotransmitter. Neurotransmitter dilepaskan oleh segmen tranmissif pada neuron pre sinaps. Neurotransmitter memiliki kemampuan merubah potensial membrane istirahat pada sel post sinaps. Impuls sampai ke ujung sel presinaps
depolarisasi membrane sel plasma membuka saluran kalsium yang sensitive Vesikel mengeluarkan neurotransmitter melalui aksositosis masuk keruang sinaps
NEUROTRANMITTER
Neurotransmitter merupakn zat kimia yang disintesa oleh sel syaraf, disimpan dalam vesikel sekretorik dan dilepaskan ketika ion kalsium membanjiri vesikel. Efek neurotransmitter thd sel syaraf post sinaps bisa eksitasi atau inhibisi. contoh transmitter diantaranya adalah Asetil kolin, GABA (Gamma-aminobutyric acid),
Glutamat, aspartat, Glycin, Dopamin, Histamin, NE, Seratonin, Somatostatin, Endoprin, Enkephalin, Subtansi P.

OTAK DAN SYARAF KRANIAL
STRUKTUR UMUM OTAK
Secara garis besar otak dapat dibagi kedalam 4 bagian besar yaitu batang otak, serebelum, serebrum, dan diecephalon. Batang otak terdiri atas medulla Oblongata, Pons dan otak tengah. Diecephalon terdiri atas Talamus, Hipotalamus, Epitalamus, dam Subtalamus atau yg disebut juga ventral thalamus. Secara garis visual, pembagian otak dapat dilihat pada gambar berikut:




















MENINGEN
Meningen /lapisan pembungkus otal merupakan bagian terluar dari otak. Meningen memiliki beberapa lapisan yaitu Durameter, Aracnoid dan Piameter.
Durameter merupakan bagian terluar. Durameter merupakan lapisan periostem tulang tenggorok, merupakan lapisan yang kuat, lapisan fibrosa yang mengandung pembuluh darah, yang memberikan nutrisi pd tulang. Lapisan luar dan dalam menempel dengan tengkorak shg tidak ada lapisanepidural antar tulang dg membrane seperti pd spinal. Antara durameter bagian dalam dan aracnoid terdapat rongga subdural dan tidak mengandung Cerebro Spinal Spuid (cairan serebro spinal). Pada beberapa tempat kedua lapisan dalam dan luar membentuk saluran ynag mengandung Pembuluh darah yang disebut dengan Dural sinus dan terdapat darah vena dari pembuluh darah di otak.
Aracnoid merupakan Lapisan tengan dari meningen. Lapisan ini merupakan jaringan ikat, Antara aracnoid dan piameter terdapat seperti jaring2 trabekula dan rongga subaracnoid yg mengandung CSF. Lapisan aracnoid idak mengandung pembuluh darah, tapi pembuluh darah terdapat pada ronga subaracnoid.
Piameter merupakan lapisan yang bersentuhan langsung dengan otak. Sebagian besar suplai darah pada otak disuplai oleh pembuluh2 darah kecil yang banyak pada piameter.


























VENTRIKEL
Ventrikel otak dilapisi oleh epitelkuboid yg disebut epedima. Terdapat kapiler2 yg disebut dg pleksus koroides. Terdapat 4 ventrikel yag diberi nomor dari atas kebawah dari otak yaitu: ventrikel kiri dan kanan pada hemister sebri, ventrikel ketiga pada diecephalon dan ventrikel keempat pada pons dan medulla. Ventrikel lateral dihubungkan dg ventrikel ketiga oleh interventrikular foramen sedangkan ventrikel ketiga nyambung dg ventrikel keempat melewati oleh celah sempit yg disebut serebral aqua duktus di midbral/otak tengah.

























CAIRAN SEREBROSPINAL
Cairan serebrospinal / CSF berperan dalam melindungi otak, menjaga keseimbangan bahan2 kimia susunan syaraf pusat. CSF dientuk dalam pleksus koroides pada ventrikel lateral. Tiga dan empat dg kombinasi proses diffusi dan transport aktif. Pleksus koroid menseleksi komponen darah yang dapat melewati membrannya keventrikel (tidak untuk sel darah merah, protein dg molekul besar). Yang dapat lewat: protein berukuran kecil, O2, CO2, Na, K, Ca, Mg, Cl, gukosa dan seluruh jumlah kecil sel darah putih.
Perjalanan CSF
CSF dibentuk di ventrikel lateral, lalu melalu interventrikuler foramen masuk ke ventrikel III dan melalui Agua Duktus CSF mengalir ke ventrikel IV. Diventrikel IV terdapat 3 buah subaracnoid spaces (sisterna magna) disebelah medulla, aliran berlanjut kespinal lalu kelumbal sisterna. Sebagian besar naik lagi ke otak melalui subaraknoid spaces masuk kevili arachnoid dari sinus sagital superior.
Cerebro Spinal Fluid (CSF)
Vili arachnoid memiliki katup yang sensitive dengan tekanan dg sisitem satu arah. CSF selalui dipengaruhi sekitar dalam sehari.



















NUTRISI OTAK
Sbanyak 20 % O2 dari seluruh kebutuhan tubuh digunakan oleh otak. Kebutuhan O2 tinggi saat otak istirahat. Otak mendapatkan nutrisi hanya dari darah. otak membutuhan O2 dan glukosa setiap saat tetapi otak tidak memeiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan.
Dampak kekurangan Nutrisi pada otak
Kekurangan O2 dan glukosa pada otak menyebabkan kerusakan yang lebih cepat dibandingkan pada jaringan lain. Kekurangan dalam beberapa menit dapat menyebabkan kerusakan yang menetap.

BATANG OTAK
Berbatasan dg medulla spinalis dibagian bawah dan diensepalon dibagian atas. Sedikit menyempit saat keluar dari tengkorak melalui foramen magnum untuk bersatu dengan medulla spinalis. Batang otak memiliki fungsi yang sangat penting termasuk traktus yang panjang dari jalur aseden da desenden. Jaringan dari badan sel dan serabutnya dari formation retikularis terdapat disini, yang sangat berperan penting dalam mempertahankan hidup. Seluruh syaraf cranial kecuali olfaktorius dan optikus keluar dari batang otak.
Formatio Retikularis
Terbagi kedalam jalur aseden, jalur desenden dan nervus kranialis. Formatio retikularis terbentang sepanjang batang otak, dengan akson terbentang menuju diencepalon dan medulla spinalis. Memiliki sekitar 30.000 sinaps. Lesi pada formation Retiklaris dikelompokkan sesuai dengan fungsi masing-masing.
Medulla Oblongata
Medulla oblongata merupakan bagian yang vital dalam pengaturan jantung, vasomotor/kontriksi dan dilatasi pembuluh darah dan pusat pernafasan. Medulla oblongata memonitor kadar CO2 yang berperan dalam pengaturan pernafasan, mengatur muntah, bersin, batuk dan menelan. Dibagian ventral terdapat pyramid menyilang (pyramid decussation) sehingga dibawah medulla keadaan motorik tubuh dikontrol oleh bagian yang berlawanan dalam hemisfer serebri.






















PONS
Terletak diatas medulla, pada bagian dorsal terdapat Formtorio Retikularis dan nuclei syaraf cranial jalur aseden dan desende. Dalam Formatio retikularis terdapat pusat apneu dan pneumotorix yang membantu dalam pengaturan pernafasan
Midbrain/mesensepalon
Midbrain terdapat diatas pons. Terdapat pusat refleks yang membantu koordinasi pergerakan bila matadan kepala, membantu pengaturan mekanisme focus pada mata, mengatur responpupil terhadap stimulus cahaya. Terdapat substansi nigra yang berperan dalam pengturan aktivitas motoric somatic.
SEREBELUM
Serebelum berperan dalam fungsi keseimbangan. Secara terus menerus menerima input dari otot, tendon, sendi, dan organ vestibular (keseimbangan) dalam bentuk proprioceptive input (kepekaan terhadap posisi tubuh yang satu dari yang lain). Mengitegrasikan kontraksi otot satu dengan yg lain, mengatur tonus otot.
SEREBRUM
Serebrum merupakan struktur terbesar dan paling rumit dalam system syaraf. Terdapat dua hemisfer yang terdiri dari korteks yang merupakan subtansi abu-abu (gray matter), subtansi putih dan ganglia basalis. Korteks terbagi kedalam 6 lobus: frontalis, pariental, temporal, oksipital, limbic dan insula/lobus sentralis. Korteks serebri merupakan lapisan terluar dari serebrum, terdiri dari subtansi abu-abu. Banyak berperan dalam pengaturan aktivitan kehidupan yang disadari.
Lobus Frontalis
Lobus frontalis merupakan area control motorik terhadap pergerakan yang disadari termasuk yang berkaitan dengan bicara. Aktivitas motorik: Area Broadman 4 (primary motor cortex), area 6 (supplementary and premotor motor cortex), area 8 (pergerakan mata) area 44 (area Brocca untuk bicara). Selain control motorik lobus frontalis juga berperan dalam control ekspresi emosi dan prilaku, moral.
Lobus Parientalis
Lobus parientalis berperan dalam sensasi umum, selera, are 1,2,3 (integrasi sensasi secara umum) 5,6,7,40 (apresiasi terhadap tekstur, berat, mengenali bentuk benda yang dipegang). Area 40 memiliki peran penting dalam body image/gambaran diri. Area 43 (selera dalam hal pengecapan).
Lobus temporalis
Lobus temporalis merupaan pusat pendengaran, keseimbangan, emosi, dan memori. Terdapat area 41,42 yang berperan dalam pegturan keseimbangan, area 39 yang berperan dalam pemahaman terhadap bicara/kata-kata. Bagian anterior lobus ini berperan dalam emosi, halusinasi, memori jangka pendek dari beberapa menit s.d beberapa minggu atau bulan.
Lobus oksipital
Lbu oksipital merupakan pusat penglihatan, pengaturan ekspresi. Terhadap area 17 (area penglihatan utama), area 18,19 mamaknai hasil penglihatan, area 39 memahami bahasa tulisan, area 22 memahami bahasa lisan dan area wernicks (39,22,40).
Insula
Insula berperan dalam pengaturan aktivitas gastrointestinal, dan organ visceral lainnya.
Limbik
Berperan dalam pengaturan emosi, perilaku, memori jangka pendek dan penciuman.
DIENCEPALON
Talamus
Talamus merupakan pust prosesing dan relay semua input sensori kecuali penciuman. Talamus merupakan memiliki 4 area utama yaitu system sensori, system motorik, aktivitas neurofisiologius dan ekspresi emosi, perilaku manusia unik. Talamus berkaitan dengan proses berfikir, kreativitas, interpretasi dan pemahaman bahasa lisan dan tilisan dan mengenali objek dengan cara menyentuh.
Hipotalamus
Hipotalamus terletak dibawah thalamus, berdekatan dengan dengan hipofisis. Hipotalamus mengatur banyak fungsi untuk keseimbangan. Merupakan pusat pengaturan dan koordinasi dari system syaraf otonom, pengaturan suhu, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pengaturan pola tidur dan terjaga, berperan dalam pengaturan lapar dan keinginan untuk makan yang dibantu dengan kadar glukosa, lemak dan protein dalam tubuh, respon prilaku berkaitan dengan emosi, Kontrol endokrin juga berperan dalam respon seksual seperti organisme dan respon terhadap stimulus organ seksual.
Epithalamus
Epithalamus terdiri dari 3 bagian : Trigonum habenulae, badan pineal, dan komisura posterior. Trigonum habenulae mengandung serabut syaraf yang berhubungan dengan midbrain, berperan sebagai pusat relay. Badan pineal (epiphysis) berperan seperti kelenjar endokrin (neuroendokrin). Komisura posterior berhubungan dengan midbrain.

Ventral thalamus/subthalamus
Terletak dibagian ventral diencephalons, mengandung nuclei subtalamik.
SYARAF KRANIAL
Terdapat 12 pasang syaraf cranial yaitu:
1. SK I (olfactorius): S, Penciuman
2. SK II (opticus): S, Penglihatan, input refleksi focusing dan konstriksi pupil dilimbik.
3. SK III (Okulomotorius): M, Pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil dan memfokusan lensa.
4. SK IV (trochlearis): M, Pergerakan bola mata ke bawah
5. SK V (Trigeminus):
o VI (Syaraf optalmik): S, input dari kornea, rongga hidung bagian atas, kulit kepala bagian rrontal, dahi, bagian atas, konjungtiva kelenjar air mata.
o V2 (Syaraf maksilari): S, input dari dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa rongga hidung,palatum, faring.
o V3 (Syaraf mandibular): S,M, input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit dibawah dagu, mengunyah.
6. SK VI (Abdusen): M, Pergerakan mata kelateral
7. SK VII (Fasialis): S,M, Pengecapan, Salivasi, lakrimasi, pergerakan otot wajah
8. SK VIII (Vestibulocochhlearis): Vestibular untuk keseimbangan, cochlearis untuk pendengaran
9. SK IX (Glossofaringeus): S,M, Pengecapan, sensasi lain dari lidah, salvias dan menelan
10. SK X (Vagus): S,M, menelan, monitor kadar oksigen dan karbondioksida darah, tekanan darah, kegiatan organ visceral lain
11. SK XI (Aksesorius): M, produksi suara dilaring, Peergerakan kepala dan bahu, muscle sense
12. SK XII (Hipoglosus): M, pergerakan lidah saat bicara, mengunyah, muscle sense

























































MEDULA SPINALIS DAN SYARAF SPINAL

DASAR ANATOMI MEDULA SPINALIS

Medulla Spinalis merupakan bagian dari susunan syaraf pusat. Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conu terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut disebut filum terpinali yang merupakan jaringan ikat.

MENINGEN SPINAL
Meningen Spinal terdiri atas tiga lapis yaitu: Dura mater, arachonid dan piameter. Duramater yang merupakan lapisan yang kuat, membrane fibrosa, bersatu dengan filum terminalie. Piameter berupa lapisan tipis, kaya pembuluh darah, nyambung dengan medulla spinalis. Rongga antara periosteum dengan durameter disebut dengan epi dural yang merupakan area yang mengandung banyak pembuluh darah dan lemak. Rongga antara duramater dengan rachnoid disebut dengan subdural. Subdural tidak mengandung CSF. Rongga antara arachnoid dan piamater disebut dengan subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh Darah dan akar-akar syaraf.

CAIRAN SEREBRO SPINAL
Cairan serebro spinal merupakan cairan bening hasil ultrafiltrasi dari pembuluh darah dikapiler otak. Cairan ini selalu dipertahankan dalam keadaan seimbangan antara produksi dan reabsorpsi oleh pembuluh darah CSF mengandung air, protein dalamjumlah kecil, oksigen dan karbondioksida, Na, K,Ca, Mg, Cl, glukosa, sel darah putih dalm jumlah kecil, dan material organic lainnya.




























Struktur Interal
Terdapat subtanis abu-abu dan substansi putih. Substansi abu-abu membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. terbagi menjadi bagian kiri dan kanan anterior median fissure san median septum yang disebut dengan posterior median septum.
Keluar dari medulla spinalis merupakan akar ventaral dan dorsal dari syaraf spinal. Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferent, akson tak bermyelin, syaraf sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron. Subtansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaiti : anterior sebagai autput/efferent, comisura abu-abu untu refleks silang dan subtansi putih merupakan kumpulan serat saraf bermyelin.



















PERAN MEDULA SPINALIS
1. Pusat prosessing data
2. Jalur sensoris
3. Sistem pyramidal dan akstrapiramidal
REFLEKS SPINAL
Reflek merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Refleks yang melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom /visceral.
Terjadi gerakan reflek saat terjati stimulus/tusukan
Stimulus diterima reseptor kemudian impuls dibawa medulla spinalis oleh syaraf efferent melalui bagian belakang (dorsal) kemudian dihantarkan impul neuron, stimulus dibagi 2: 1.dihantarkan saraf efferen dibawa ke efektor sehingga terjadi kontraksi otot2 untuk menghindari stimulus, 2. dihantarkan keotak u/dipersepsikan.

























SISTEM SYARAF OTONOM
Sistem syaraf otonom merupakan bagian system syaraf yang mengatur fungsi visceral tubuh. system ini mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastrointestinal, pengosongan kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh dan aktivitas lain.
Pleksus
Beberapa syaraf otonom post ganglionik terdistribusi seperti kabel yang bercabang-cabang berjalan sepanjang pembuluh darah di thorak, abdomen dan ronggga pelvis disebut dengan pleksus otonom.
Pleksus Otonom:
- Pleksus kardiak - Pleksus hipogastrik
- Pleksus Pulmonal - Pleksus enteric
- Pleksus celiac/solar/abdomen
























SYARAF SIMPATIS (TORAKOLUMBAL, ADRENERJIK)
Syaraf bermyelin yang keluar dari syaraf spinal torakal 1 sampai dengan lumbal 2 atau 3. Perjalanan syaraf simpatis terlihat pada gambar berikut.


























Neuron-neuron preganglionik dan post ganglilonik simpatis
Setiap saraf simpatis dari medulla, jaringan yang terangsang terdiri dari atas dua neuron yakni neuron preganglionik dan neuron postganglionic
SYARAF PARASIMPATIS (KRANIOSAKRAL, KOLINERJIK)
Serat-serat syarat parasimpatis meninggalkan system syaraf pusat melalui syaraf cranial III,VII,IX,X, syaraf sacral spinal ke 2 dan 3 dan kadangkala syaraf sacral 1 dan 4. sejumlah 75% dari seluruh serat saraf parasimpatis terdapat dalam nervus cranial X.
SIFAT-SIFAT DASAR FUNGSI SIMPATIS DAN PARASIMPATIS
Serat simpatis dan parasimpatis mensekresi salah satu dari neurontransmitter asetilkolin atau norepineprin. Serat yang menskresi asetilkolin disebut serat kolinerjik, serat yang mesekresik norepineprin disebut serat adrenerjik (dari adrnalin=epineprin). Sememua neuron hampir preganglionik simpatis dan parasimpatis bersifat kolinerjik. Hampir semua neuron post ganglionik parasimpatis bersifat kolinerjik dan hampir semua neuron post ganglionik simpatis bersifat adrenerjik. karena itu asetilkolin disebut transmitter parasimpatis dan norepineprin disebut transmitter simpatis.