Wednesday, December 24, 2008

Anatomi Fisiologi Struktur dan Fungsi Panca Indra

STRUKTUR DAN FUBGSI PANCA INDRA


Bagian SS terdiri dari
• Resepto
• r = menerima informasi dari eksternal dan internal
• Jalur saraf = mengirimkan informasi ke otak
• Korteks serebri = mengolah informasi
STIMULUS
Gel Elektromagnetik (cahaya)
Mekanik (suara, raba, tekan, getaran)
Kimia (penghidu, kecap)
Termal (dingin, panas)

Sensasi (kesan): Penglihatan, Kecap, Pendengaran, Suhu, Raba, Penghidu

PROSES PENGLIHATAN
Penglihatan adalah indera kita yang paling dominant; kita hidup terutama dalam dunia visual. Mata adalah bola yang analog dengan camera obscura biasa dan dikontruksi untuk melaksanakan fungsi2 baik optic maupun sensori.
Peranan optiknya adalah pengumpulan sinar cahaya dan memfokuskannya pada retina. Untuk dapat melakukan hal itu, mata mempunyai sistem lubang-lensa yanf berubah-ubah: iris dengan celahnya, pupil yang mengatur jumlah cahaya yang lalu keretina, dan 2 sistem lensa (kornea dan lensa) yang menghasilkan bayangan objek dalam dua dimensi pada retina.
Peranan sensorinya ialah untuk berespon terhadap dan untuk memposes pengaruh lingkungan dan untuk meneruskan pesan sandi ke otak. Peranan iu dilaksanakan oleh retina. Serabut-serat saraf mulai dalam retina dan menghantarkan keluaran retina ke otak. Sklera sesuai dengan kontak kamera; epitel pigmen pada retina dan lapis koroid sesuai dengan lapisan dalam kamera yang hitam; kornea dan lensa sesuai dengan lensa kamera; humor aqueos dalam kamera anterior dan posterior bulbi dan humor vitreus pada corpus vitreus sesuai dengan ruang udara dalam kamera ; iris sesuai dengan diafragma ; pupil dengan lubang dalam difragma; kelopak mata dengan tutup lensa; dan retina dengan film. Analog yang bahkan lebih baik ialah kamera televisi, kamera ini bukan hanya memfokus cahaya dan membentuk pesan-pesan bayangan dalam sandi melainkan juga merelay pesan-pesan ituke transmitter.

Secara garis besar mata dibagi 4 kelompok :
1. kelopak mata
2. rongga orbita
3. bola mata
4. sstem saluran air mata (lakrimal)

KELOPAK MATA
Fungsi :
1. Melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi.
2. Membuka diri untu memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan
3. Pelicinan seluruh permukaan bola mata
4. Menyingkirkan debu yang masuk

luar sampai kedalam kelopak mata terdiri atas kulit, jaringan longgar, jaringan otot tarsus, paling dalam konjungtiva. Menutup mata adalah pekerjaan otot orbicular yang dipersyarafi saraf fasial (N.VII). Otot-otot orbicular jalannya melingkari celak kelopak mata dan bagian yang letaknya didalam kelopak mata berfungsi untuk mengedipkan mata. Membuka mata doperkerjakan otot levator palpebra yang dopersyarafi saraf okulomotor (N. III).

RONGGA ORBITA
Rongga orbita merupakan suatu rongga yang dibatasi didnding tulang dan berbentuk sebagai piramid bersisi empat dengan puncaknya menuju ke foramen optic. Isi rongga orbita atas bola mata dengan saraf optic, otot penggerak bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah, saraf, lemak dan fasia. Rongga orbita tidak mengandung pembuluh atau kelenjar limfa.
Saraf orbita bersifat motorik dan sensori N.III, N.IV dan N.VI adalah motorik dan mensyarafi ott penggerak bola mata. Saraf sensori adalah cabang pertama dan kedua N.V, sensori N. V dan simpatik.

BOLA MATA
Bola mata digerakkan oleh 6 otot, otot ekstrinsik terdiri atas empat otot rektus dan dua oblik. otot-otot rektus tediri atas otot rektus medial, rektus lateral, rektus superior dan rektus inferior. sedangkan otot oblik terdiri atas oblik superior dan inferior.
Bola mata terdiri atas:
1. Dinding bola mata
2. Isis bola mata


# DINDING BOLA MATA
Dinding bola mata terdiri atas:
1. Sklera
Skela sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kennyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.
2. Kornea
Dinding bola mata bagian depan ialah kornea yang merupakan jaringan yang jernih dan bening bentuknya hampir sebagai lingkaran dan sedikit lebih lebar pada arah transversal (12 mm) daripada arah vertical. Batas kornea dan sclera disebut limbus. Kornea tdak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding juga berfungsi sebagai media penglihatan. Kornea dipersyarafi oleh N.V.

# ISI BOLA MATA
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.

Uvea
merupakan dinding kedua bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian yaitu iris, badan siliar, dan koroid. Iris merupakan membran yang berwarna, berbentuk sirkular menggantng dibelakang kornea, didepan lensa.
Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil,,yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mmata. Iris berpangkal pada badan siliar dan memishakan balik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut kripti.
Struktur iris terdiri atas jaringan ikat yang menyerupai busa dan mengandung sel-sel pigemen, serabut-serabut otot dan banyak pembuluh darah dan syaraf. Jaringan otot terdiri atas: sfingter pupil yang dipersyarafi oleh saraf simpatik. Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri ats otot-otot silisr dan proses siliar.
Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi . Jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula zinn sehingga lensa menjdi lebih cembung.
Fugsi proses silar adalah memproduksi Humor Akous.
Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara sklera dan retina terbentang dari ora serata sampai kepapil sataf optic. Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepala retina.

Retina
adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-serabut saraf optic. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian naterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat macula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1-2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah macula lutea terdapat bercat mengkilat yang merupakan reflek fovea.
Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdpat daerah bulat puih kemerah-merahan, disebut papil saraf optic, yang ditengahnya agak melekuk dinamakan ekskavasi faali. Artei retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola mata ditengah papil saraf optic. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.

Bagian saraf dari retina terdiri dari tiga lapisan:
1. Lapisan paling luar (terdekat koroid) mengandung sel batang dan sel kerucut.
2. sebuah laisan tengah neuron bipolar
3. lapisan bagian dalam sel ganglion
Akson sel ganglion menyatu membentuk saraf optikus, yang keluar dari retina sedikit di luar titik tengah. titik di retina tempat keluarnya saraf opticus dan tempat melewatiya pembuluh darah adalah discus opticus. Daerah ini sering disebut sebagai bintik/titik buta; tidak ada bayangan yang dapat dideteksi didaerah ini karena daerah ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut.
Cahaya harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua daerah, kecuali fovea,yaitu cekungan sebesar pangkal jarum pentul dan terletak tepat di tengah retina, lapisan bipolar dan ganglion tertarik kesamping, sehingga cahaya secara langsung mengenai fotoreseptor. Fotoreseptor terdiri dari tiga bagian:
1. sebuah segmen luaryang terletak paing dekat dengan ekserior mata, menghadap ke koroid, dan mendeteksi rangsangan cahaya
2. sebuah segmen dalam, yang terletak dipertengahan sepanjang fotoreseptor dan mengandung perangkat metabolic sel.
3. sebuah terminal sinaps, ya terletak paling dekat dengan interior mata, menghadap ke neuron bipolar, dan menyalurkan sinyal yang dihasilkan di fotoreseptor setelah mendapatkan angsangan cahaya ke sel-sel berikutnya pada jalur penglihatan.
Segmen luar, yang terbentik seperti batang pada sel-sel batang seperti kerucut pada sel-sel kerucut, terdiri dari tumpukan lempeng-lempeng membranosa pipih yang banyak mengandung molekul-molekul fotopigmen. Lebih dari sejuta molekulfotofigmen terdapa di bagian luar setiap fotoreseptor. Fotofigmen mengalami perubahan kimiawi apabial diaktifkan oleh cahaya. Suatu fotopigmen mengalami perubahan kimiawi apabila diaktifkan oleh cahaya. Suatu fotopigmen terdiri dari protein enzimatik yang disebut opsin yang berikatan dengan retinen, suatu turunan vitamin A. Terdapat empat jenis fotopigmen, satu disel batang dan satu di masing-masing dari ketiga jenis sel kerucut. Retins identik di keempat fotopigmen, tetapi opsin sedikit berbeda. Rodopsin, fotofigmen sel batang, tidak dapat membedakan berbagai panjang gelombang spectrum cahaya tampak; pigmen ini menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak. Selbatang hanya mmeberikan gambaran bayangan abu-abu apabila mendeteksi berbagai intensitas cahaya, bukan memberi warna. Fotofgmen di tiga jenis sel keucut: sel gelombang, sehingga penglihatan warna dapat terjadi.
Ketika menyerap cahaya, molekul fotopigmen berdisosiasi menjadi komponen retinen dan opsin dan bagian retinennya mengalami perunahan bentuk yang mencetuskan aktivitas enzimatik opsin. Melalui serangkaian reaksi, perubahan bokimia pada fotopigmen yang diinduksi oleh cahaya hiperpolarisasi potensial reseptor yang memperngaruhi pengeluaran ini menimbulkan zat perantara (penurunan pengeluaran transmitter ) dari terminal sinaps fotoreseptor, yang menyebabkan penutup saluran-saluran Na gerbang zat perantara kimiawi di segmen luar membran. Saluran-saluran ini dapat bereseptor terhadap perantara kedua internal, yaitu GMP siklik (guanosin monopospat siklik), yang menghubungkan penyerapan cahaya fotopigmen dengan penutup Na GMP siklik intrasel, yang dalam keadaan gelap konsentrasinya tinggi, menjaga salura-saluran Na disegmen luar membran membran plasma terbuka. KebocoranNa memasuki sel yang berlangsung fasip menyebabkan depolarisasi fotoreseptor dan menahan saluran-saluran Ca di terminal sinaps terbuka, sehingga zat perantara yang dikeluarkan oleh terminal sinaps memiliki efek inhibisi terhadap sebagian besar sel bipolar. Penurunan zat perantara mengurangi efek inhibisi (mengalami eksitasi)pada sel bipolar.
Sel bipolar memperlihatkan potensial berjenjang serupa dengan fotoreseptor. Potensial aksi belum muncul sampai di sel ganglion, neuron pertama pada rantai penglihatan yang harus menylurkan pesan penglihatan melalui jarak yang ajauh ke otak. Sebaliknya fotopgmen yang telah mengalami perubahan dipulihkan dalam keadaan gelap dalam mekanisme enzimatik. Dengan demikian potensial membran dan kecepatan pengeluaran zata perantara oleh fotoreseptor di kelmbalikan ke keasdaan normal tanpa rangsangan dan tidak terjadi penyaluran potensial aksi ke korteks penglihatan.

Badan Kaca
Badan kaca mengisi sebagian besar bola mata dibelakang lensa, tidak berwarna, bening dan konsistennya lunak. Bagian luar merupakan lapisan tipis (membran hialoid). Badan kaca ditengah-tengah ditembus oleh suatu saluran yang berjalan dari papil saraf optic kearah kapsul belakang lensa yang disebut saluran hialoid yang dalam kehidupan fetal berisi arteri hialoid. Struktur adan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima nutrisinya dari jaringan sekitarnya : koroid, badan siliar dan retina.

Lensa
Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5mm tebalnya dan berdiameter 9 mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung daripada bagian anterior. Kedua permukaan tsb bertemu pada tepi lensa yang dinamakan ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan pada ekuator difiksasi oleh zonula Zinn pada badan siliar. Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi (korteks). Nukleus lebih keras dari pada korteks. Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin menipis cahaya, sehingga difokusnya pada retina. Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.

Gelap

Konsentrasi GMP siklik tinggi

Salutan natrium sesmen terbuka

Depolarisasi membran


membuka saluran Ca diterminal sinaps


I pengeluaran zat perantara inhibitorik

Neuron bipolar dihambat

Tidak terjadi potensial aksi disel ganglion

Tidak terjadi permbatan potensial aksi kekorteks penglihatan



Cahaya

Fotofigmen (retinen;opsin)

Disosiasi retinen dan opsin

Penurunan GMP siklik

Penutupan saluran Na

Hiperpolarisasi membran (poensial reseptor)

Menutup saluran Ca diterminal sinaps

I Pengeluaran zat perantara inhibitorik

Neron bipolar tidak mengalami inhibisi (/dengan kata lain, mengalami ekstensi)

Perubahab potensial berjenjang di sel bipolar

Potensial aksi di sel ganglion

Perabatan potensial aksi ke korteks penglihatan dilobus oksipitalis otak untuk persepsi penglihatan.


INDERA PENGECAPAN (LIDAH)

Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang snagat erat dengan indera khususnya pengecapan atau pembau. Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh-pembuluh darah dan urat syaraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi bawah. Bila lidah digulung kebelakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.
Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot, yaitu: otot insrinsik lisah melakukan semua gerakan halus, sementara otot enstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, yang pada akhirnya mendorongnya masuk ke faring.
Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila lidah dijulurkan, ,aka ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang didasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat. Selaput lendir lidah selalu lembab dan waktu-waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atas seperti belurdru dan ditutupi papila, yang terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Papila sirkumpalata, ada delapan hingga dua belas dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papila yang terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit.
b. Papila fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
c. Papila folformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah.

organ ujung untuk mengecap adalah puting-puting pengecap yang snagat banyak terdapat dalam dinding papila sirkumfalata dan fungiformis. Papila fififormis lebih berfunsi untuk tiap-tiap papila mempunyai kepekaan sendiri-sendiri.
Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapai ciri-ciri itu merangsang ujung syaraf pembau, bukan ujung syaraf pengecap. Supaya dapat dirasakan semua makanan menjadi cairan, serta benar-benar harus bersentuhan dengan ujung syaraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda pula. Putting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda pula. Adaptasi dari rasa mula-mula berlangsung cepat 2-3 detik, kemudian adaptasi berjalan lambat.
Para ilmuan menemukan bahwa otak dapat menginterpretasi kelima rasa (kini bertambah dengan satu rasa, yaitu umami) melalui serangkaian reaksi kimia didalam sel rasa (taste cell) yang terdapat pada kuncup rasa (taste bud) di idah. Kuncup ini berbentuk seperti bawang, terdiri dari 50-100 sel rasa yang masing-masing mempunyai mikrovili dari pori rasa (taste pore).
Bahan kimia penyusun makanan (tastant) yang alrut dalam air ludah akan kontak dengan sel raasa melalui pori rasa. Disana, mereka juga akan berinteraksi dengan proteinyang sering disebut reseptor rasa atau dengan protein-protein yang bertindak sebagai pori, dikenal sebagai kanal ion (ion channel). Interaksi tsb menyebabkan perubahan elektrokimia atau listrik didalam sel rasa sehingga memicu pelepasan sinyal kimia, yang akhirnya mengantar impuls ke otak.
Perubahan listrik tsb snagat ditentukan oleh konsentrasi atom-atom yang bermuatan atau ionnya. Sel rasa, sebagainya neuron (sel saraf), secara normal memiliki muatan internal yang negatif dan eksternalnya bermuatan positif. Tastan akan merubah keadaan tsb dan meningkatkan konsentrasi ion positif didalam sel rasa, misalnya dengan mengeluarkan atom bermuatan lainnya.
Adanya perubahan elektrokimia / depolarisasi sel rasa melepas neurotranmitter, yang mendorong neuron kotak dengan sel rasa untuk memancarkan pesannya ke otak.
Senyawa kimia yang memberikan rasa asin dan asam serasa langsung akan bergerak melalui kanal ion, sedangkan untuk rasa pahit dan manis perlu pengikat senyawa kimia dengan permukaan reeptor rasa terlebih dahulu.

Enam rasa yang dirasakan oleh indera pengecap antara lain:
1. Asin
Sensasi rasa ini dapat ditimbulka dari garam, misalnya garam dapur (NaCl). Garan ini akan membangunkan sel rasa ketika ion Matrium (Na) masuk melalui kanal ion pada mikrofili bagian apikal (atas). Ion Na juga dapat masuk lwat kanal pada basolateral (sisi) sel rasa.
Akumulasi ion Na menyebabkan perubahan elektrokimia yang disebut depolarisasi, mengakibatkan ion kalsium (Ca) masuk kedalam sel. Selanjutnya, ion kalsium akan mendorong sel untuk melepaskan sinyal kimia yang disebut neurotransmitter yang terkemas dalam gelembung (vesicle).
Sel-sel saraf akan menerima pesan dan memancarkan sinyal ke otak. Sel-sel rasa kembali mengalami polarisasi atau reset dengan diikuti membukanya kanal ion sehingga ion kalium (K) dapat keluar sel.

2. Asam
Sensasi rasa ini disebabkan oleh ion hidrogen di dalam larutan. Ion ini bereaksi terhadap sel kanal ion kalium pada mikrovili, dan mengikat kanal bukan dimikrovili sehingga ion-ion positif dapat masuk sel rasa. Terakumulasinya muatan positif ini akan mendorong depolarissi dan menyebabkan pelepasan neurotransmitter, selanjutnya akan memberikan sinyal ke otak.
3. Manis
Gula atau pemanis buatan tidak langsung masuk sel rasa tapi memicudulu perubahan didalam sel. Senyawa tsb akan terikat reseptor pada permukaan sel rasa yang digandeng dengan molekul G-protein. Dinamakan G-protein karena untuk aktivitasnya protein ini diatur oleh guanin trifospat.

4. Pahit
Misalnya kuinin, zat ini juga bereaksi melalui G-protein bersama reseptor dan secxond messenger hanya saja di sini,
5. Umami
Rasa ini ditimbulkan oleh glutamat, asam amono yang banyak terdapat pada protein daging, ikan dan legum. Umami barasal dar bahasa jepan yang berarti ”meaty” atau ”savory” (enak, sedap, lezat). Senyawa ini dalam aksinya juga melalui pengikatan dengan G-protein bersama reseptor dan pelepasan neurotransmitter belum diketahui.
Akhirnya, karena dapat diperoleh dari semua bagian lidah yang mengandung kuncup rasa, maka peta rasa dapat diperoleh dari semua bagian lidah yang mengandung kuncup rasa, maka peta rasa di lidah, hasil misinterpretasi dari riset yang dikerjakan pada abad ke-19, perlu direvisi agar tidak menyesakan.
Kerjasama antara indera pengecap dan indera pembau dapatmempengaruhi nafsu makan seserang. Disamping itu juga mempengaruhi produksi kelenjar air liur. Bila aroma makanan itu sedap dan rasanya lezat, maka nafsu makan seseorang akan meningkat dan produksi liur juga meningkat untuk ditelan. Sebaliknya bila suatu zat berbau busuk maka nafsu atau selera makan akan menurun, tetapi produksi air liur akan meningkat untuk dibuang.


Mekanisme Pengecapan
Pada bahan kimia penyusun makanan yang larut dalam air ludah akan masuk kedalam kuncup pengecap melalui papila. Didalam kuncup pengecap, subtansi larut akan dideteksi oleh permukaan sel yang sensitif yang kemudian berinteraksi dengan sel perasa. interaksi tersebut menyebabkan perubahan elektromagnetik atau listrik di dalam sel rasa sehingga memicu pelepasan sinyal kimia yang akhirnya menghantarkan impuls ke otak.




PROSES PENDENGARAN

Telinga terdiri dari dua satuan fungsional : aparat akustik yang berhubungan dengan rasa eksterosepsi yang dinamakan pendengaran, dan aparat vestibulur yang berhubungan dengan rasa proprisepsi khusus, yang bersangkutan dengan sikap badan dan keseimbanga. yang pertama dipersyarafi oleh saraf koklear (N. cochlearis), yang terakhir oleh saraf vestibulur (N. vestibularis). kedua saraf ini bersama dikenal sebagai nervus vestibulocochlearis.
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tngah, dan telinga dalam. Bagian luar dan tengah menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda: koklea, yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang menjadi impuls-impuls saraf sehingga kita dapat mendengar; apparatus vestibularis yang penting untuk sensasi keseimbangan.
Telinga luar terdiri dari pinna (bagian daun telinga, auricular), meatus auditorius eksternus (saluran telinga) dan membran timpani. Pinna, suatu lempeng tulang rawan dalam. Pintu masuk ke saluran telinga dijaga oleh rambut-rambut halus. Kulit yang melapisisaluran telinga mengandung kelenjar-kelenjar keringat termodifikasi yang menghasilkan sermen, suatu sekresi lengket lengket yang menangkap partikel-partikel asing yang halus. Rambut halus dan serumen menjaga partikel-partikel dari udara masuk ke bagian dalaam saluran telinga.
Membran timpani, yang teregang menutupi pintu masuk ke telinga tengah, bergetar sewaktu terkena gelombang suara. Teilinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan di telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yang terdiri dari tiga tulang yang dapat bergerak (maleus, inkus, stapes) yang berjalam melintasi telinga tengah. Tulang pertama maleus melekat pada membran timpani dan tulang terakhir stapes melekat pada jendela oval, pintu masuk ke koklea yang berisi cairan. Bagian koklearis yang berbentuk seperti siput adalah suatu sistem tubulus bergelung yang terletak di dalam tulang temporalis. Cairan di dalam duktus koklearis disebut endolimfe. Skala vestibule dan skala vestibule dan skala timpani mengandung cairan perilimfe. Lubang kecil berlapis membran lainnya, yaitu jendela bundar, menekat skala timpani dari telinga tengah. Membran vestibularis yang tipis memisahkan duktus koklearis, memisahkan dari skala timpani. Membran basilaris sangat penting karena mengandung organ corti, organ untuk indera pendengaran. mengandung sel-sel rambut yang merupakan reseptor untuk suara. Rambut rambut ini secara mekanis terbenam didalam membran tektorial. Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinap kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius. Depolarisasi sel-sel rambut menungkatkan kecepatan pengeluaran zat perantara, uang menaikan kecepatan potensial aksi diseratserat aferen. Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang keika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami hiperpolarisasi. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat dipersepsikan oleh oak sebagai sensasi suara.

KESEIMBANGAN
 Sistem Vestibuler
 Reseptor : Aparatus, terdiri dari:
o Utrikulus
o Salulus
o Kanalis semirkularis posterior, anterior dan horizontal

 Utrikulus dan sakulus berfungsi:
1. Untuk keseimbangan statis
2. Percepatan/perlambatan lurus
3. Gravitasi
 Kanalis semisirkularis berfungsi:
1. keseimbangan dinamik
2. Rangsang = gerak melingkar kepala
3. KSS horizontal yang dominan
4. Rangsang ini = refl. Labirin = mata, tubuh dan anggota tubuh
5. Semua refl. ini bertujuan agar orientasi ruang dan keseimbangan tetap terpelihara
6. Orientasi ruang menerima impuls dari mata, vestibuler, proprioseptor
 Nisragmus
1. Refl. mempertahankan fiksasi mata sewaktu tubuh berputar
2. Terdapat juga pada orang buta
3. Gerakan mata nistagmus = komponen cepat = searah rotasi
4. Komponen cepat = pusat B.O/kom. lambat = impuls labirin
5. Nistagmus post rotasi = berlawanan rotasi
6. Nistagmus = hirizontal atau vertikal
 Vertigo
1. Utrikulus
2. Sakulus
3. Kanalis semisirkularis posterior, anterior dan horizontal
 Jalur keseimbangan
Resetor = N. Vestibule (N. III) = Nc. Vestibuler (medula) = cerebelum, formatio retikuler

TRANSDUKSI SUARA

Gelombang Suara


Getaran membran timpani


Getaran tulang-tulang telinga tengah


Dalam telinga Getaran jendela oval


Getaran cairan di dalam koklea Getaran jendela bundar


Getaran membran basalis Penghamburan energi
(tidak ada persesi suara)


Pembengkokan rambut sel-sel rambut reseptor
organ corti sewaktu pergerakan membran
basalis menyebabkan perubahan posisi
rambut-rambut tsb dalam kaitannya dengan
membran tektorial di atasnya tempat rambut-
rambut tsb terbenam


Perubahan ptensial berjenjang (potensial
reseptor) di sl-sel reseptor


Perubahan kecepatan pembentukan potensial
aksi yang terbentuk di saraf


Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius
di lobus temporalis otak untuk persepsi suara




KESAN KULIT

Kesan-kulit dapat diperoleh dengan merangsang kulit:
- kesan raba/sentuhan
- kesan suhu
- kesan nyeri

 RABA –TEKANAN
- Persentuhan halus di kulit
- Daerah yang berambut lebih peka
- Adaptasi cepat
- Reseptor: korpukel meissner, kopukel merckel, basket like arrangement

Korpuskel meissner
- Penyabaran di tubuh tak merata
- Terpadat : ujung anggota gerak, daerah papila mammae, ujung lidah
- Jerang: volar, bagian proksimal anggota gerak

Korpuskel merckel
Berbentuk cekram, pada ujung jari dan bibir

Basket like arrangement
Pada gerakan rambut

 SUHU
Ada dua macam :
- kesan dingin : organ krause 35˚ C – 20˚ C
- kesan panas : organ ruffini (ujung saraf bebas ) 30˚ C – 43˚C
- Reseptor adaptasi pada suhu 20˚ C – 40˚ C
- kesan nyeri jika suhu ekstrim = kerusakan jaringan
 NYERI
Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesdaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Nyeri disertai oleh reseptor perilaku termotivasi (misalny penarikaan atau penahanan) serta reasi emosi (misalnya menangis atau ketakutan). Terdapat tiga katergori reseptor nyeri: nosireseptor mekanis yang bereseptor terhadap kerusakan mekanis, misalnya tusukan, benturan atau cubitan; nosiseptor termal yang beresponterhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk polimodal yang berespon setara terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk iriti zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera. Tidak ada nosiseptor yang memiliki struktur khusus; mereka semua adlaah ujung-ujung syaraf telanjang. Semua nisiseptor dapa disensirisasi oleh adanya prostaglandin, yang sangat meningkatkan respon nosiseptor terhadap rangsangan yang mengganggu (lebih terasa nyeri). Prostaglandin adalah kelompok turunan asam lemak khusus bekerja secara lokal setelah dikeluarkan.
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor mekanis melalui salah satu dari dua jenis serat aferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal disalurkan melaui serat A-delta yang berukuran besar dan bernielin dengan kecepatan sampai 30 mtr/detik (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosisseptor polimodal diangkut oleholeh serat C yang kecil dan tidak bermielin dengan kecepatan yang jauh lebih lambat (jalur nyeri lambat).
Nyeri biasanya dipersepsikan mula-mula sebagai sensasi tertusuk yang tajam dan singkat yang mudah ditentukan lokasinya (jalur nyeri cepat). Perasaan ini diikuti oleh sensasi nyeri tumpul yang lokasinya tidak jelas dan menetap lebih lama serta menimbulkan rasa tidak enak (jalur nyeri lambat diaktifkan oleh zat kimia, terutama bradikinin, diaktifkan oleh enzim yang dikeluarkan kedalam CES oleh jaringan yang rusak).
Serat-serat aferen primer bersinaps dengan antar-neuron ordo kedua di tanduk dorsal spinalis. Salah satu neurotransmitter yang dikeluarkan dari ujung-ujng aferns nyeri ini adalah subtansi P, khas untuk serat nyeri. Nyeri akan dipersepsikan di talamus selanjutnya penentuan lokasi nyeri dikorteks somatosensorik. Formatio retikularis meningkatan derajat ewaspadaan yang berkaitan dengan rangsangan yang mengganggu. Hubungan antara talamus dan formatio retikularis ke hipotalamus dan sistem limbik menghasilkan respon emosi dan perilaku yang menyertai pengalaman yang menimbulkan nyerii.

PROSES PENCIUMAN

• Reseptor di membran mukosa hidung = sel olfaktoria
• Berkaitan dengna kesan pembauan waktu inspirasi
• Stimulus harus mudah menguap, larut dalam air dan lemak
• Bau yang kuat menutupi bau yang lemah
• Bau kadar yang sama = bau campuran
• Adaptasi tinggi, bisa sentral atau perifer = bau enak cepat hilang sedangkan bau yang menenangkan akan tetap ada.
• Nialai ambanga bau-bauan berbeda dapat diukur dengan olvactometer dan zedardemator.
Mukosa olfaktorius, yang terletak dilangitlangit rongga hidung, mengandung tiga jenis sel: reseptor olfaktorius, sel penunjang, dan sel basal. Sel-sel penunjang mengeluarkan mucus, yamng melapisi saluran hidung. Sel-sel basal adalah precursor utuk sel-sel reseptor olfaktorius yang baru, yang diganti sekitr dua bulan. Neuron keseluruhan, termasuk akson aferen yang menuju ke otak, diganti . Sel-sel ini adalah satu-satunya neurn yang mengalami pembelahan sel. Akson-akson sel reseptor secara kolektif membentuk saraf olfaktorius. Bagian dari sel reseptor olfaktorius terdiri dari sebuah kepala yang menggembung dan berisi beberapa silia sepanjang permukaan mukosa. Silia ini mengandung tempat pengikatan unuk melekatnya berbagai moleku-molekul odorferosa (pembentuk bau). Molekul-molekul harus dilarutkan agar perlekatan khusus di silia menyebabkan pembukaan saluran –salura Na dan K. Terjadi perpindahan ion-ion yang menimbulkan depolarisasi poternsial reseptor yang menyebabkan terbentuknya potensial di serat aferen. Serat-serat tersebut segera bersinaps di bulbus olfaktorius, struktur syaraf ynag memiliki lapisan sel bereda-beda. Serat-serat yang keluar dari bulbs olfaktorius berjalan melalui dua rute:
1.. rute subkortikal, menuju daerah sistem limbic, khususnya sisi medial bawah lobus temporalis
2. ryte thalamus-kortikal, penting untuk persepsi sadar

No comments: